Mohon tunggu...
Pare Learner
Pare Learner Mohon Tunggu... -

While I know myself as a creation of God, I am also obligated to realize and remember that everyone else and everything else are also God's creation.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampung Inggris, Kampungnya Pelajar

30 Oktober 2012   07:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir dua bulan di kampung Inggris saya pun menyempatkan membaca buku: “Petunjuk Menguasai Bahasa Inggris”nya Bung Ghufron Maba, “Kamus Ideal”nya Dra Sulastri dan “Directive English Sounds”nya Bapak Syafi’i Mashur serta beberapa buku, foto copyan dan artikel lainnya tentang bahasa Inggris. Untuk buku dengan judul: “Petunjuk Menguasai Bahasa Inggris (Basic English Instruction for Beginners)”, yang sedang kubaca ini menurut Bung Ghufron merupakan salah satu usahanya untuk menyusun pembelajaran bahasa Inggris bersifat teoritis praktis yang materinya disusun secara sistematis berdasarkan pokok materi dasar (Elementary) dan menengah (Intermediate) yang meliputi kosa-kata (Vocabulary), tata bahasa (Grammar), latihan membaca (Reading Drill), latihan menulis (Writing Drill) dan percakapan sehari-hari (Daily Conversation), disamping penggunaan ungkapan sehari-hari (Idiomatic). Kita tahu bahwa buku-buku, artikel, opini dari seseorang yang ahli, mumpuni di bidangnya, kadang selalu menjadi pembangkit motivasi untuk pengembangan diri dan kemajuan hidup seseorang, dimana itu juga terjadi di zaman ketika profesi motivator, dosen, guru dan tutor belum sesemarak sekarang. Demikian juga buku-buku diatas yang sedang saya baca ini semoga semakin membimbing langkah saya dalam mempelajari, memahami dan menguasi bahasa Inggris dengan benar disamping tentu saja bimbingan para tutor-tutor terbaik di tempat kursus, tempatku belajar. Kuceritakan saja bahwa benar saya memang berniat belajar bahasa Inggris disini, di kampung Inggris ini karena termotivasi oleh “sihir-sihir” kata-kata bahwa bagi siapapun yang bisa menguasai bahasa pergaulan internasional itu, maka pasti jalan pergaulannya akan menjadi terbuka kepada hubungan masyarakat dunia apalagi perkembangan teknologi informasi terus berkembang pesat. Sudah pasti penguasaan salah satu bahasa internasional, tentu saja bahasa Inggris menjadi kewajiban di era yang semakin serba terbuka ini dimana batas-batas antar negara semakin sempit seperti ingatanku akan buku: “Indonesia in den Pacific”, karya G.S.S.J. Sam Ratulangi, Futurolog dan Gubernur pertama pulau Sulawesi yang mungkin saja mengilhami John Naisbitt, Paul Kennedy, Raymond Aaron, dan Thomas J. Czerwinski serta para publisis-futurolog lainnya yang menyadari prospek dan peranan negara-negara di bibir pasifik termasuk Indonesia bagi dunia internasional di tahun-tahun mendatang. Tentang harapan masa depan saya itu, saya pun sepakat dengan Napoleon Hill. Hill berkata: “Whatever your mind can conceive and can believe, it can achieve”, dimana kutipan ini kembali menyadarkan saya untuk kembali menjadi manusia yang punya visi dan misi yang jelas, pintar membagi waktu serta mampu memvisualkan mimpi-mimpi senyata mungkin dalam kehidupan sehari-hari, yang juga selaras dengan pernyataan Hill diatas, Walt Disney pernah mengatakan: “If you can dream it, you can do it!”. Pendeknya, keduanya telah menjelaskan sedemikian gamblangnya bagaimana seseorang mesti mengelola dirinya sebaik mungkin agar kehidupannya menjadi lebih baik serta bermartabat (jika tak mau dibilang sukses dan kaya…hehehe). Saya mengakui, kualitas personal dalam hal semangat seseorang dalam belajar bahasa Inggris turut menentukan perkembangannya. Dalam ranah inilah kita bisa sepakat agar mungkin para tentor bahasa Inggris disini, bisa membagikan segala ilmu dan kecakapannya serta tak lupa untuk sering memotivasi orang seperti saya yang pas-pasan dalam bahasa Inggris agar semangat belajar. Mereka (para tutor) diharapkan untuk tidak pernah bosan berbagi dan jangan pelit ilmu. Tentang belajar bahasa Inggris di kampung Inggris ini, pernah ada teman yang bertanya mengapa tidak mengambil kursus bahasa Inggris di kotaku saja. Saya menjawabnya bahwa semua tempat ada yang membedakannya, sudah pasti ada kelebihan dan kekurangannya. “Jadi apa membedakan kursus di disana dan disini, tanya dia?”. Saya katakan bahwa memang untuk proses belajarnya dan semuanya menyangkut aktifitas pelajar dalam menimba ilmu mungkin bisa jadi sama, tetapi menemukan pengalaman, bertemu kultur dan habitat barulah yang membedakannya. Istilah guru saya di Manado, Mner Alex John Ulaen, Antropolog di Universitas Sam Ratulangi sebagai “Kembara Budaya” yang akan membuat seseorang semakin menghargai hidupnya dan toleran, sehingga katanya dengan kita belajar di negeri orang, akan sangat terasa atmosfer pendidikan yang kompetitif sehingga membentuk mindset untuk selalu memiliki nilai lebih untuk dapat bersaing serta terutama bermental pembaharu (Agent of Change). Maka ketika saya menjadikan kampung Inggris sebagai tempat tujuan saya belajar, mungkin inilah alasan kenapa saya berada disini: Pertama, “Kualitas Pendidikan Bahasa di Kampung Inggris telah Terkenal dan Melegenda”, dimana reputasi kualitas belajar bahasa Inggris di kampung Inggris telah diakui secara nasional pun internasional. Selain karena banyak lulusannya yang sudah menyebar ke seantero negeri tentu juga diluar negeri, maka jangan heran kalau nantinya disini, anda akan menemukan, berkenalan dengan mahasiswa-mahasiswi S1, S2 dan S3 dari perguruan tinggi terbaik Indonesia seperti UI, UGM, ITB, IPB, Unpad, UPI, Unair, Undip, UNY, ITS, Unibraw, UNS, Unhas, UMM yang mau serius belajar bahasa. Hanya saja untuk menjadikan kampung Inggris menjadi tempat terbaik belajar bahasa di Indonesia maka kontribusi pemerintah berupa penyediaan fasilitas pendukung seperti contoh: internet/WIFI, sangat diharapkan kedepannya. Kedua, “Biaya Kursus dan Biaya Hidup yang lebih Terjangkau”, sudah pasti biaya kursus dan hidup disini termasuk yang terjangkau dibandingkan kalau kita mengambil kursus di kampung-kampung lainnya, atau jika kita mengambil kursus di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Cirebon, Surabaya, Sidoarjo, Solo, Jogjakarta, Semarang, Malang, Jember, Denpasar, apalagi nun jauh di Sumatera, Kalimantan atau ke Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Timur, dimana biaya hidupnya semakin menanjak tinggi seiring pemekaran provinsi, kabupaten dan kota. Sehingga tak mengherankan kalau pelajar yang datang kesini berasal dari kota-kota besar dan pelosok negeri terutama dari kota-kota yang memiliki perguruan tinggi terbaik Indonesia bahkan ada pula yang datang dari mancanegara seperti Timor Leste, Philipina dan Libya. Ini membuktikan bahwa kedatangan mereka terbukti mengamini kelebihan kampung Inggris yang bukan saja karena biaya kursusnya paling terjangkau dan mudah diakses juga terutama untuk biaya hidup yang masih terbilang paling rendah dibandingkan kampung-kampung lainnya di Indonesia. Ketiga, “Metode Pengajaran yang Sederhana, Inovatif dan Tidak Membosankan”, saya bukan ahli pendidikan namun ketika mengamati serta menjadi bagian dari proses belajar disini saya tiba pada kesimpulan bahwa metode pengajaran disini sebenarnya selalu berpusat pada peserta belajar, serta memberikan kebebasan pada pelajar untuk berkreativitas. Para pelajar diberikan pilihan program yang variatif sesuai dengan waktu dan target yang diinginkan serta kelas yang disusun berdasarkan level pembelajaran. Hal ini memungkinkan pelajar untuk mendapatkan layanan belajar (Service Training) sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga akan mempercepat proses pembelajaran dan penguasaan materi.

Dari diskusi penulis dengan manager salah satu tempat kursus disini, penulis mendapat gambaran bahwa metode seperti yang diterapkan di lembaganya memungkinkan pelajar dapat belajar bahasa Inggris lebih cepat, efisien dan efektif karena diajarkan keterampilan berbahasa Inggris yang benar-benar bisa dipakai setiap hari, tentu saja melalui program yang dirancang secara khusus dimana setiap tentor-tentor terbaik lembaganya akan selalu mengikuti perkembangan pelajar setiap saat untuk memberikan arahan dan motivasi dan menciptakan lingkungan kelas yang nyaman serta membangun kepercayaan diri setiap mereka. Jadi tidak ada kekakuan, kebosanan seperti layaknya dulu ketika saya belajar di sekolah dimana guru adalah sebenar-benarnya penguasa ilmu tanpa peduli suasana siswa. Disini pula pelajar diberikan kemudahan akses dalam pengurusan administrasi serta staf mereka yang terbilang ramah ketika memfasilitasi para pelajar. Keempat, “Masyarakat yang terbuka tetapi tetap Religius”, setelah disini saya merasakan bahwa masyarakat memiliki pemikiran yang terbuka dan bertoleransi. Mungkin karena telah terbiasa bergaul dengan beragam karakter, budaya dan latar belakang para pelajar sejak tahun 1970-an. Budaya masyarakat kampung yang ramah ini telah menciptakan hubungan timbal-balik dengan pelajar begitu akrab sehingga memudahkan budaya belajar dan terpeliharanya sistem sosial yang toleran dimana nilai-nilai religiusitas tetap terpelihara dan masih mendominasi. Saya pun sering menemukan seringnya para pemuda dan pelajar disini berdisikusi tentang peradaban dan semangat kebangsaan seperti yang sering dilakukan oleh kelompok forum diskusi rumah anak bangsa (RAB) yang selalu mengusung tema-tema “Pare (Kampung Inggris) untuk Semua, Murah, Merakyat, Berkualitas, Berkarakter dan Religius.”.

Kelima, “Mungkin tersedia hampir dua ratus tempat kursus bahasa Inggris dan ada Beasiswa Gratisnya juga”, yang barangkali perlu dilakukan pendataan seberapa banyak tempat kursus disini namun menurut perkiraan saya ada terdapat kurang lebih dua ratus tempat kursus bahasa Inggris selain ada juga tempat kurus bahasa Arab, Korea, Mandarin dan Jepang, dan beberapa diantaranya menyediakan program beasiswa kursus gratis belajar bahasa Inggris (Teaching Clinic), seperti yang dilakukan oleh lembaga Global English yang beralamat di Jalan Brawijaya 66, Tulungrejo. Hal inilah yang menjadikan kampung Inggris menjadi terdepan dalam pembelajaran bahasa sehingga menjadikan kampung ini melegenda sebagai “Kampung Bahasa”. Jadi kepada siapapun anda yang memiliki cita-cita menguasai bahasa Inggris, ingin kuliah atau bekerja di luar negeri atau bekerja di lembaga/perusahaan berskala internasional di dalam negeri yang bagi sebagian orang hanya merupakan sebuah angan semu yang tidak akan pernah terwujud, maka tidak ada salahnya kita manfaatkan waktu dan kesempatan sebaik-baik seperti belajar mempelajari bahasa disini, di kampung Inggris, mungkin seperti yang kini saya lakukan (hahaha..). Tunggu apa lagi…”Mari datang dan buktikan tentang luar biasanya Kampung Inggris, di Pare, Kediri, Jawa Timur ini”, karena katanya, banyak orang telah membuktikan bahwa metode yang paling praktis dan efektif belajar bahasa Inggris adalah dengan mendatangi dan tinggal di daerah atau di negara yang berbahasa Inggris. YES WE CAN?

13515773531886939483
13515773531886939483

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun