Mohon tunggu...
Pare Learner
Pare Learner Mohon Tunggu... -

While I know myself as a creation of God, I am also obligated to realize and remember that everyone else and everything else are also God's creation.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Inggris, Siapa Takut?

22 November 2012   04:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:52 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Umumnya, orang-orang merasa takut dan minder ketika dihadapkan pada bahasa Inggris. Hal ini bisa kita lihat ketika menjelang ujian baik di sekolah, kampus maupun di sebuah perusahaan. Adanya ketakutan-ketakutan tersebut bisa jadi karena ketidaktahuan mereka atau ketidak PeDe-an dalam berbahasa Inggris. Bagi mereka bahasa Inggris ibarat momok atau sesuatu yang sangat menyeramkan.

Tidak demikian dengan di Pare. Mayoritas orang-orang yang menetap di daerah ini berbanding terbalik dengan masyarakat pada umumnya. Tradisi berbahasa Inggris mengakar kuat, ibarat sebuah kampung yang berdiri di Eropa. Bahasa inggris bukan lagi dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan, tapi sebagai kebiasaan setiap saat bahkan menjadi life style.

Mengakarnya bahasa Inggris di Pare mampu menarik perhatian semua orang dari berbagai penjuru, sehingga banyak orang yang berkunjung hanya untuk belajar dan mengembangkan skill berbahasa Inggris. Pengemabangan bahasa Inggris di Pare tidak hanya berkutat pada suatu teori, melainkan bagaimana teori-teori tersebut kemudian dipraktekkan dalam keseharian.

Banyak kita temukan di pinggir-pinggir jalan, warung makan, siang maupun malam orang yang belajar bahasa Inggris, bahkan membentuk sebuah komonitas kecil untuk belajar bersama. Realitas-realitas seperti tersebut kemudian menciptakan sebuah iklim kondusif yang dikenal dengan istilah “Kampung Inggris”.

Bagi sebagian orang ketika mendengar nama Kampung Inggris mungkin yang terbersit dalam pikirannya adalah kampung yang mayoritas penduduknya dari luar negeri (foreign) sebagaimana Kampung Turis di Jogja. Kampung Inggris lahir dari adanya tradisi berbahasa Inggris diberbagai tempat. Asrama maupun kost semuanya diformat sebagai English Area sebagai modal dalam meningkatkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris.

Selain itu, di Kampung Inggris terdapat banyak tempat atau lembaga kursus bahasa Inggris yang sangat intensif. Intensifitas pelajaran di setiap lembaga bisa dilihat dari sistem dan metode yang diterapkan. Umumnya, metode yang diterapkan disetiap lembaga jauh lebih baik daripada di tempat-tempat kursus yang lain atau mungkin di sekolah maupun kampus sekalipun. Artinya, jika kita belajar di tempat lain membutuhkan waktu lama untuk bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris, di kampung Inggris justru sebaliknya.

Kendati demikian, metode-metode di setiap lembaga yang ada di Kampung Inggris berbeda antara satu sama yang lain. Keanekaragaman metode tersebut tidak menjadi penghalang bagi penguasaan seseorang terhadap bahasa Inggris. Justru dengan adanya keanekaragaman metode dapat memberikan peluang bagi setiap pengunjung untuk memilih metode yang sesuai dengan keinginannya. Sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lembaga yang mereka ikuti. Dengan demikian, bahasa Inggris bukan lagi sebagai sesuatu yang menakutkan dan menyeramkan, melainkan sebagai teman hidup dalam keseharian.

Sebagai contoh yang dapat kita ikuti adalah metode yang diterapkan di “Global English”. Metode yang dipakai di lembaga ini secara umum adalah metode active learning. Artinya dalam proses belajar mengajar yang aktif tidak hanya guru (teacher), melainkan semua peserta kursus juga dituntut untuk aktif sehingga terdapat semacam take and give antara guru dan murid. Selain itu, semua peserta dilatih untuk keberanian dalam berbahasa Inggris walaupun dengan bahasa campuran (Inggris-Indonesia) bagi pemula. Untuk melatih keberanian dalam berbahasa Inggris guru membentuk grup diskusi maupun dialog dengan tema yang sederhana. Karena yang terpenting dalam diskusi tersebut bukan tema yang diangkat, melainkan bagaimana penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar dalam berargumen.

Sementara itu, dalam penguasaan kosa kata (vocabulary) khususnya bagi pemula, Global English membentuk kelas khusus yang meliputi: kelas vocabulary 1, vocabulary 2 dan vocabulary 3. Dalam kelas tersebut, semua peserta dibekali beberapa kosa kata baru oleh seorang guru yang kemudian harus dihafal setiap hari. Dari masing-masing kosa kata disuruh buat kalimat maupun paragraph untuk cepat dihafal serta melatih ketepatan dan kecepatan dalam berbicara bahasa Inggris. Di samping itu, adakalanya kosa kata tersebut dibuat lagu-laguan sehingga dengan mudah dapat melekat dalam pikiran.

Aleh karena itu, untuk dapat memahami dan menguasai bahasa Inggris dengan mudah dan cepat, Global English selain menawarkan metode sebagaimana disebutkan di atas, masih ada beberapa metode lain yang sangat komprehensif disamping juga menyediakan asrama yang kondusif dengan basis English Area. Dengan demikian, belajar bahasa Inggris tidak lagi membutuhkan waktu lama. Dalam arti, dengan waktu minimal satu bulan, orang-orang dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik dan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun