Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berjuang Melawan GERD Anxiety, Penyakit Lambung, dan Cemas Berlebihan

4 Desember 2020   18:11 Diperbarui: 5 April 2021   22:02 3276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cemas Berlebihan (Foto: via Kompas.com)

Ceritanya, saya sedang berusaha menghilangkan sensasi demi sensasi fisik yang silih berganti. Sembari menuliskan ini, sensasi sempoyongan alias keliyengan tengah melanda. Biasanya, paling rajin datang di sore hari, menjelang pukul 18.00. Kalau sudah muncul, seluruh tubuh serasa bergoyang. Mirip sedang berjalan di kapal laut. Atau, bagi Anda yang pernah minum alkohol dalam porsi banyak, kurang lebih seperti itulah sensasinya.

Dalam tiga bulan ini, saya baru menyadari mengidap penyakit kecemasan berlebihan (anxiety disorder). Sebuah penyakit yang cukup unik dan khas karena menyerang kondisi kejiwaan. Pengidap penyakit ini biasanya akan dicap 'lebay', berlebihan, tidak kuat iman, lemah, dan segala cap negatif lainnya. Betapa tidak, kondisi fisik pengidapnya memang tampak sangat sehat. Namun meski terlihat sehat, jangan salah, jiwanya sangat rapuh.

Jika sudah kambuh, masih ada sensasi lain yang tak kalah merepotkan. Seperti punggung ditusuk-tusuk, perut kembung, dada terasa terbakar, susah konsentrasi. Dan, yang paling menakutkan adalah rasa takut mati. Rasa inilah yang menurut saya paling menyeramkan dari banyak gejala fisik anxiety disorder. Bayangkan saja, otak Anda terus dipaksa untuk berpikir bahwa umur Anda tidak akan lama lagi.

Makin celaka, ketika kecemasan berlebihan itu kemudian memicu penyakit lambung. Atau lebih tepatnya GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung. Sehingga, ketika kita cemas maka GERD otomatis kambuh. Sebaliknya, saat GERD kambuh juga otomatis memicu kecemasan yang berlebihan. Ibarat lingkaran setan yang tidak ada ujungnya.

Mengutip istilah dan penjelasan dokter Andri, dokter jiwa psikosomatik, gerd anxiety disorder merupakan penyakit yang komorbid alias bersamaan atau beriringan. Dengan kata lain, penderita anxiety lazimnya akan mengalami GERD. Begitu pula sebaliknya. Hal inilah yang membuat pengobatan penyakit ini tergolong rumit dan harus dilakukan secara sabar dan bertahap.

Kemudian, yang perlu diperhatikan adalah bahwa penyakit ini ternyata memiliki kecenderungan menurun secara genetis. Berdasarkan penjelasan dokter Andri lewat kanal Youtube-nya, penelitian di Jerman pada 2019 menunjukkan bahwa sebanyak 43,5 persen penderita anxiety disorder berasal dari faktor genetis. Artinya, penderita penyakit unik ini bisa diturunkan kepada generasi berikutnya.

Sebagai salah seorang penderita GERD anxiety disorder yang kini sedang berjuang, saya cukup banyak belajar tentang pentingnya kesehatan jiwa. Baik lewat literatur maupun konsultasi dengan dokter jiwa. Kabar baiknya, saat ini saya sudah perlahan mampu melawan gejala-gejala fisik seperti disebutkan di atas. Meskipun harus saya akui, melawan penyakit ini sungguh tidak mudah. Membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang sangat tinggi.

Lalu, apa tips yang bisa diterapkan jika penyakit ini sedang kambuh? Bagi saya pribadi, salah satunya adalah banyak berinteraksi dengan orang lain seperti mengobrol atau bahkan berdiskusi serius dengan orang lain. Cara ini cukup efektif untuk mengalihkan sensasi fisik (seperti sempoyongan) yang menyergap.

Cara lainnya adalah dengan mencari kesibukan sendiri, seperti menulis, membaca, menonton, atau mendengar musik. Menuliskan pengalaman ini, termasuk salah satu cara yang sedang saya praktekkan untuk mengusir rasa sempoyongan yang kini asyik menyergap.

Semoga artikel singkat ini bermanfaat bagi rekan-rekan yang mengalami penyakit serupa. Salam sehat jiwa.

Baca Juga: Tips Traveling untuk Penderita Gerd dan Anxiety

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun