Kedua, kampanye #savebabi yang baru saja berlangsung di Kota Medan. Kendati skala aksi demo itu adalah tingkat provinsi, akan tetapi dampak politiknya akan ikut menurunkan elektabilitas Bobby, yang kebetulan berdarah Mandailing dan beragama Islam.Â
Pada titik ini, Bobby tidak bisa berbuat banyak karena berada di posisi yang serba salah. Bobby tak mungkin terang-terangan mendukung kampanye #savebabi, karena hal itu akan merugikan dirinya sendiri.
Di sisi lain, masyarakat Toba di Medan akan cenderung mendukung calon wali kota yang mendengarkan aspirasi mereka yakni yang bersedia melindungi ternak babi dari spekulasi kepunahan.Â
Maka dalam hal ini, calon wali kota yang beragama Kristen dan Batak, kalau ada, akan lebih diuntungkan. Atau paling tidak calon yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan masyarakat Mandailing, seperti etnis Melayu atau Tionghoa, misalnya.
Dua penyebab itulah yang menurut saya akan menyulitkan Bobby meraih kemenangan di pentas Pilwalkot Medan. Begitu pun, tak salah untuk mencoba.Â
Namanya juga politik, tidak ada yang pasti seratus persen. Terlebih lagi, seperti disinggung di awal, hidup ini penuh dengan misteri. Tak seorang pun yang mampu mengarahkan jalan hidupnya sendiri.
Demikian menurut saya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI