Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pokoknya, Ahok Selalu Salah di Mata Gerindra

8 Februari 2020   13:27 Diperbarui: 8 Februari 2020   13:34 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok bersama Jokowi di Acara Peresmian Kilang Tuban (Kompas.com)

Dari sekian banyak politisi yang rajin ganti partai, Ahok salah satunya. Cukup lama di Golkar, lalu pindah ke Gerindra, kini berlabuh di PDIP. Saat masih berstatus sebagai anggota DPR, Ahok tercatat sebagai kader Golkar. Namun Ahok saat itu belum terlalu banyak dikenal publik. Berbeda dengan Ruhut Sitompul yang sudah tenar semasa di Golkar, meski baru melejit saat mati-matian membela SBY di Demokrat.

Ahok, mulai melejit namanya setelah pindah ke Gerindra yang diawali dengan penunjukan dirinya sebagai cawagub DKI pada 2012 silam, mendampingi Jokowi sebagai calon gubernur. Seolah tak terbendung, duet Jokowi-Ahok yang kala itu diusung koalisi PDIP-Gerindra akhirnya sukses menumbangkan petahana Fauzi Bowo. Sejak saat itulah nama Ahok mulai melambung dengan status sebagai Wagub DKI sekaligus sebagai kader Gerindra.

Namun perlahan, hubungan Ahok dengan Gerindra mulai retak setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden hingga secara otomatis mengantarkan Ahok ke kursi Gubernur DKI. Ahok tampil sebagai gubernur yang banyak mendobrak seperti melakukan penggusuran pemukiman penduduk, penataan PKL, dan kerap berbicara ceplas-ceplos.

Puncaknya, Ahok mengundurkan diri sebagai kader Gerindra setelah resmi dicalonkan koalisi PDIP di Pilgub DKI 2017. Adapun Gerindra lebih memilih mendukung Anies-Sandi, lawan yang akhirnya menumbangkan Ahok-Djarot di putaran kedua Pilgub.

Ahok yang memang sering tampil keras dan apa adanya rupanya kurang cocok dengan Gerindra. Ditambah ucapan Ahok yang pernah menimbulkan gejolak sosial luar biasa hingga membuatnya dihukum dua tahun penjara. Ahok seperti musuh bersama bagi Gerindra. Sehingga apapun aktivitas politik Ahok, tak pernah mendapat apresiasi dari Gerindra.

Termasuk, ketika Ahok diplot sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak akhir 2019 lalu. Politisi Gerindra berlomba mengkritisi Ahok seperti Fadli Zon yang menyebut Ahok kurang kompeten ditempatkan di BUMN Migas.

Terbaru, politisi Gerindra Andre Rosiade juga menukas senada. Menyebut Ahok yang seperti Komut rasa Dirut. Itu lantaran Ahok dinilai terlalu sering tampil mewakili Pertamina meski jabatannya hanyalah Komut, jabatan yang berperan sebagai pengawas, bukan pelaksana.

"Agak menarik tadi, saya kira ada Pak Ahok tadi, karena biasanya yang tampil mewakili Pertamina Pak Ahok. Wakil Presiden acara Pertamina, mungkin ada komisaris rasa dirut. Mungkin itu perlu disampaikan, jangan sampai ada komisaris rasa dirut," sindir Andre di sela Rapat antara Komisi VI DPR dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (3/2/2020) seperti dikutip banyak media massa.

Kehadiran Ahok di berbagai acara Pertamina belakangan memang cukup menonjol. Salah satunya ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian pembangunan kilang di Tuban, Jawa Timur.

Sementara menurut Menteri BUMN Erick Thohir, kehadiran Ahok di Pertamina memang sangat dibutuhkan. Tak lain karena Pertamina membutuhkan sosok pendobrak dalam kaitan memberantas mafia migas serta upaya mempercepat pembangunan kilang minyak.

Tapi bagi Gerindra, Ahok selalu salah. Kecuali, mungkin, Ahok kembali lagi sebagai kader Gerindra. Mungkinkah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun