Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ucapan Selamat Natal Tanpa Kata Natal

23 Desember 2019   12:01 Diperbarui: 23 Desember 2019   12:11 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus terang saya kaget ketika pertama kali mengetahui ada seorang teman yang enggan mengungkapkan Selamat Natal kepada saya, yang kebetulan beragama Kristen. Bagi teman itu, mengucapkan kata Natal memang dilarang di agamanya. Tak boleh.

Awalnya saya merasa bingung dengan larangan itu. Di agama saya, Kristen, mengucapkan hari raya besar agama lain sama sekali tak dilarang. Malah dianjurkan. Mau agama apapun, sama saja. Semua boleh. Itulah kenapa saya menjadi bingung ketika teman tadi merasa berdosa bila berujar Selamat Natal.

Namun saya pun tentu tak bisa memaksa. Terserah saja, mau ucapkan Natal atau tidak, tak menjadi soal. Teman itu tetaplah kawan saya, bukan berubah menjadi musuh. Atau membencinya hanya karena menolak mengucap Natal. Apalagi, ini menyangkut keyakinan, yang sangat merepotkan jika dikait-kaitkan dengan hal lain, kecuali doktrin keyakinan itu sendiri.

Tapi yang namanya seorang teman, pasti ada rasa sungkannya juga. Tak enak hati bila tak mengucapkan selamat Natal kepada temannya yang kebetulan Kristen. Jadilah ucapan itu direvisi sedikit, menjadi hanya "Selamat" saja. Maka pada 25 atau 26 Desember setiap tahunnya, teman itu selalu berujar: "Selamat ya". Sudah, itu saja. Tanpa ada kata Natal di belakangnya.

Lalu, berkurangkah makna ucapan selamat tanpa Natal itu? Menurut saya tidak sama sekali. Nilainya sama dengan teman lain yang tanpa beban mengucapkan selamat Natal. Dengan atau tanpa kata Natal, bagi saya sama saja, selama itu diucapkan dengan tulus, sesuai dengan keyakinannya.

Berucap selamat tanpa kata Natal menurut saya sudah lebih dari cukup. Paling tidak, mereka sudah berusaha untuk menjaga keyakinannya sekaligus menjaga hubungannya dengan sesama manusia.

Bahkan, bagi teman yang menolak keras mengucap Natal sekalipun, tak juga menjadi soal bagi saya sendiri. Biasa saja. Karena Natal yang sesungguhnya adalah berbuat yang terbaik bagi sesama. Siapapun dia.

Selamat Natal 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun