Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gerindra Sudah di Pintu Istana

8 Oktober 2019   01:47 Diperbarui: 8 Oktober 2019   02:03 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yang bilang politik itu kotor, penuh intrik demi mencapai tujuan bernama kepentingan. Kawan dan lawan tak jelas, kadang seranjang, bisa pula beda ranjang. Bahkan tak jarang seranjang dua mimpi. Jangan juga salahkan lantai kalau kau tak pandai bergoyang. Sedap....!

Gerindra sudah membuktikan itu. Sebuah irama politik yang sulit ditelisik meski pada akhirnya terpampang jelas seperti kepak sayap burung elang. Awalnya memang samar, burung pipit atau burung nuri? Lama-lama terang-terangan.

Adalah Ferdinand Hutahaean yang dalam beberapa hari terakhir "membocorkan" informasi rahasia itu. Bahwa Gerindra sejatinya sudah di depan pintu Istana. Bersiap bergabung dalam kabinet Jokowi. Cuitan Ferdinand menyiratkan itu, ketika ia menyerang habis Gerindra sekaligus "memuji" Jokowi.

Saya menduga Ferdinand sudah tahu kalau Gerindra bersedia membantu Jokowi dengan konsekuensi jatah kursi menteri. Sebagai politisi di ring 1 Demokrat, Ferdinand sangat wajar mengetahui informasi yang sifatnya masih tertutup nan terbatas. Biasalah, berita politik yang tersaji di media massa (nanti) pada umumnya sudah lebih dulu terjadi. Bukan hal mengagetkan lagi bagi kalangan politisi.

Hal inilah yang dikritik Ferdinand mengingat Gerindra selama ini berbeda haluan dengan Jokowi. Segampang itukah Prabowo tergoda kue kekuasaan yang ditawarkan Jokowi? Kira-kira begitu maksud Ferdinand. Akan tetapi kurang etis jika Ferdinand mengucapkannya secara gamblang. Mesti penuh penafsiran, dong. Namanya juga politisi, bukan?

Dalam kaitan itulah Ferdinand menurut saya bukan sedang ingin "menjilat" Jokowi dengan harapan diganjar hadiah karena telah berjasa menyerang Prabowo. Kepentingan Ferdinand hanyalah ingin mengkritik Prabowo yang terlihat mudah menyerah di hadapan Jokowi. Sampai di situ saja, tak lebih untuk saat ini.

Namun harus diakui, kekesalan Ferdinand termasuk Demokrat terhadap Prabowo memang sangat masuk akal bila dikaitkan dengan Pilpres 2024 nanti. Sebab bila Gerindra merintis jalan sejak sekarang maka peluang kemenangan Prabowo di Pilpres berikutnya kian terbuka lebar.

Itu artinya Demokrat boleh dikatakan akan berhadapan dengan "capres petahana" di lima tahun mendatang. Tentu itu tak enak dan pasti berat.

Sehingga sebisa mungkin, Demokrat wajib berupaya keras agar Gerindra batal masuk ke Istana. Faktanya, Gerindra kini sudah di pintu Istana. Selangkah lagi, masuk barang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun