Sudah kubilang, jangan main-main sama Fahri Hamzah. Di ujung periodenya sebagai anggota DPR, Fahri akhirnya menang. Sukses "menumbangkan" KPK. Sebuah lembaga independen yang selama ini dikenal superbodi. Fahri sudah pasti bangga sekarang.
Fahri adalah salah satu anggota DPR yang paling getol mengkritik KPK. Ia tak terima karena KPK sudah kelewat batas, bebas menyadap siapa saja tanpa seizin pengadilan. Selain mengkritik nyali KPK yang hanya membongkar korupsi kelas teri, bukan kelas kakap. Fahri sejak lama sudah curiga ada yang tak beres di internal KPK.
Tapi segetol apapun Fahri mengkritik, publik bahkan media massa sulit percaya. KPK sudah terlanjur dicintai. Sementara Fahri kadung dicap anti Jokowi, pernyataannya selalu dianggap keliru. Seobjektif apapun Fahri.
Tetapi sekarang, kopi yang diseruput Fahri kian nikmat setelah Denny Siregar akhirnya membombardir KPK lewat tulisannya yang ditayangkan di portal berita tagar.id, kemarin. Judul tulisannya lantang: "Bongkar-bongkar Borok KPK".
Membaca tulisan Denny yang dikenal sebagai pentolan pasukan 'die hard' Jokowi, sebetulnya tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan Fahri selama ini. Beda-beda tipis, mungkin karena diaduk bukan dikocok.
Antara lain soal adanya pihak tertentu yang justru tampil sebagai pengendali di internal KPK, berkuasa menentukan mana kasus yang perlu diangkat serta kasus yang enak dan perlu dipetieskan.Â
Fahri menyebutnya ibarat berburu di kebun binatang. Bebas mau pilih binatang apa saja. Mau singa, gajah, atau ular. Terserah, sudah tersedia semua di dalam kandangnya. Tinggal eksekusi.
Juga soal kenapa KPK selama ini malah rajin menggelar OTT yang kelasnya rendahan. Tak sesuai dengan namanya yang sangar. Semestinya KPK bertugas membongkar korupsi kakap dengan duit triliunan rupiah. Bukan ratusan juta atau miliaran saja.
Sebagai die harder Jokowi, serangan Denny ke KPK tentunya punya rasa berbeda ketimbang serangan Fahri. Rasanya jauh lebih pahit layaknya kopi tanpa gula.
Publik seperti dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang disampaikan Fahri selama ini adalah betul adanya. Bukan nyinyir belaka atau karena takut diciduk KPK. Sebab Denny telah mengkonfirmasinya.
Borok-borok KPK yang perlahan dibongkar Denny, boleh jadi merupakan kado terindah bagi Fahri sebelum mengakhiri tugasnya sebagai wakil rakyat 2014-2019. Sebuah happy ending.