Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agar Ramai, Wisata di Danau Toba Harus Halal?

26 Agustus 2019   17:12 Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:49 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini pertanyaan sensitif karena ada label halal-nya. Sebab halal di Danau Toba justru dicap haram di luar Danau Toba. Sebaliknya, haram di luar justru tetap halal di Danau Toba. Jadi, standar halal mana yang harus diikuti?

Dalam seminggu ini, polemik wisata halal ini pun ramai dibincangkan dengan grup media sosial Tobasa, salah satu dari 7 kabupaten "pemilik" Danau Toba. Banyak yang protes karena khawatir tradisi lokal bakal terusik atas nama menarik wisatawan mancanegara.

Pemicunya adalah pernyataan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang ingin menata kawasan Danau Toba menjadi lebih menarik. Caranya antara lain penataan pemotongan ternak berkaki empat (babi). Tidak lagi boleh dipotong di sembarang tempat seperti di samping, belakang, atau di depan rumah.

Selain urusan berkaki empat, Gubernur juga merancang pendirian tempat ibadah umat Islam di beberapa lokasi khususnya di Samosir. Ini penting agar wisatawan Muslim tak membatasi waktunya saat berkunjung, misalnya hanya sampai menjelang sore dan kembali ke Parapat untuk menunaikan ibadah sholat.

Menurut Gubernur, penataan Danau Toba menjadi wisata halal sangatlah penting. Tak lain karena mayoritas wisatawan mancanegara yang datang ke sana adalah dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan sebagian dari Tiongkok. Sementara Malaysia dan Brunei diketahui berpenduduk mayoritas Islam.

Berbeda, Gubernur membandingkan dengan Bali, yang pengunjungnya mayoritas dari Australia, negara dengan mayoritas berpenduduk Kristen. Sehingga tidak ada masalah ketika mereka menemui aneka "kaki empat" di Pulau Dewata.

Apa yang disampaikan Gubernur ini tentunya masih bisa diperdebatkan. Namun yang pasti, fasilitas pendukung pariwisata memang mutlak dibutuhkan. Bukan hanya akses jalan mulus dan penerbangan langsung ke tepian Danau Toba.

Hanya saja, karena ini menyangkut sosial-budaya, pemerintah khususnya Pemprov Sumut wajib lebih hati-hati.

Pertanyaan paling penting yang harus bisa dijawab dengan tegas pemerintah adalah, apakah ada jaminan wisata halal bakal menjadikan kunjungan ke Danau Toba meningkat tajam?

Oh ya, agar lengkap ini ada sebuah video menarik yang menggambarkan keindahan alam Danau Toba:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun