Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bukan kader parpol penguasa. Atau kader parpol manapun. Paling tidak sejauh ini. Anies masih murni non parpol, walau dalam Pilgub DKI 2017 lalu diusung Gerindra dan PKS. Kendati bukan kader parpol, Anies harus diakui memiliki peluang besar untuk melaju ke gelanggang politik nasional: Pilpres 2024. Soal bagaimana kans dan strategi Anies, bisa dibaca DI SINI.
Pun begitu, tetap saja ada celah mengalahkan Anies. Skenarionya: Asal Bukan Bang Anies (ABBA). Skenario ini punya peluang besar berjalan mulus apabila PDI Perjuangan sejak awal mempersiapkan strategi bertahap. Dimulai dari Pilkada DKI 2022 hingga antisipasi di Pilpres 2024. Maksudnya begini. Jika Anies tak terkalahkan di Pilkada DKI 2022, maka ia harus dikalahkan di Pilpres 2024.
Mari kita lihat skenario ABBA untuk Pilkada. Sebagai parpol penguasa skala nasional maupun lingkup DKI Jakarta dengan 25 kursi di Kebon Sirih, PDIP lagi-lagi punya peluang mengalahkan Anies. Yakni dengan mengusung cagub yang mampu bersaing dengan Anies dari segi popularitas maupun elektabilitas. Stok kader dengan dua keunggulan itu pun ada di tubuh PDIP, antara lain Emil Dardak atau Risma.
Betul, Emil sudah tak lagi di PDIP setelah melawan kebijakan partai di Pilgub Jatim 2018 lalu. Namun, kadar "Banteng" Emil tak perlu diragukan lagi. Ia adalah kader lama yang memiliki ikatan historis dengan PDIP. Sehingga mengajak kembali Emil ke PDIP dan memasangnya di Pilgub DKI 2022 bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi. Sangat mungkin.
Kedua, masih ada Risma yang akan tak lama lagi mengakhiri karirnya sebagai Wali Kota Surabaya. Popularitas Risma tak diragukan lagi, baik di Surabaya maupun di Jakarta. Bahkan, Risma disebut-sebut akan didapuk menjadi salah satu menteri Jokowi. Bila itu terjadi, popularitas dan elektabilitas Risma dipastikan kian melejit.
Dengan demikian, Anies sangat mungkin ditumbangkan di Pilkada 2022 oleh salah satu kader PDIP tersebut. Atau bila perlu, memasangkan Risma-Emil atau Emil-Risma sekaligus. Toh, PDIP berhak mengusung cagub-cawagub tanpa perlu menjalin koalisi.
Sekarang giliran skenario ABBA untuk Pilpres. Skenario ini wajib dijalankan apabila Anies masih tetap menang di Pilkada DKI 2022. Tentu saja dengan asumsi Ketum Megawati Soekarnoputeri tetap mengusung kadernya sendiri, bukan tokoh non parpol seperti Anies. Lalu siapa kader PDIP yang punya peluang besar mengalahkan Anies?
Ganjar Pranowo adalah salah satu pilihannya. Pria yang dua kali menjabat Gubernur Jawa Tengah, ini memiliki popularitas dan elektabilitas yang sangat kuat. Tak heran bila Ganjar juga diisukan akan mengisi pos Mendagri di Kabinet Jilid II Jokowi nanti. Barangkali masih ada sosok lain yang mungkin saja muncul dalam lima tahun ini. Akan tetapi, sejauh ini hanya Ganjar yang punya peluang besar mengalahkan Anies di panggung Pilpres.
Kedigdayaan Ganjar bakal semakin menguat apabila dipasangkan dengan sosok yang tepat pula. Siapa lagi kalau bukan Ridwan Kamil alias Kang Emil, pria berdarah Sunda yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Barat. Skenario Ganjar-Kang Emil dipastikan sangat dahsyat dalam upaya meraup suara di wilayah Jawa. Ganjar akan menguasai kawasan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sementara Kang Emil akan mengamankan suara di Jawa Barat dan Banten.
Dengan digandengnya Kang Emil juga sekaligus mengakhiri paceklik suara PDIP di Jawa Barat dan Banten seperti pada masa Pilkada dan Pilpres kemarin. Skenario ini bila berjalan mulus kemungkinan besar akan menghentikan langkah Anies di pentas Pilpres 2024. Alasannya, kekuatan Anies praktis telah dibendung oleh gabungan kekuatan Jawa dan Sunda.
Kira-kira begitulah skenario yang sangat mungkin dijalankan untuk mematahkan langkah politik Anies ke depan. Skenario ABBA merupakan pertaruhan politik bagi PDIP demi mencapai hattrick kekuasaan di level nasional.