Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kala Jokowi Kepincut Menteri Muda

16 Agustus 2019   02:48 Diperbarui: 16 Agustus 2019   02:53 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang repot kalau sudah kepincut. Sulit dijelaskan. Apapun ceritanya, Presiden Jokowi telah memastikan di kabinetnya nanti akan ada menteri muda. Maksudnya, menteri yang berusia muda, di bawah 30 tahun. Bukan jabatan "menteri muda" yang pernah ada di era orla dan orba.

Publik lalu heboh menebak siapa gerangan anak muda pilihan Jokowi. Dari sekian nama beredar, Nadiem Makarim bos Gojek paling banyak difavoritkan. Masuk akal, bisnis Gojek sudah terbukti khasiatnya sekarang. Tak diragukan lagi. Kalaupun Nadiem didapuk jadi menteri muda, rasanya bukan memaksakan. Oh ya, ada yang tahu berapa umur Nadiem sekarang?

Oke, tak terlalu masalah. Yang jelas, Jokowi kepengen banget ada menteri muda. Enerjik, segar, dan yang pasti punya kemampuan manajerial yang top. Bukan asal pintar tapi kurang berbakat dalam memimpin. Itu syarat yang dipasang Jokowi.

Pertimbangan Jokowi ini rupanya tidak sinkron dengan Megawati Soekarnoputri, Ketum PDIP, mantan Wapres, dan mantan Presiden. Dalam komentarnya saat Kongres PDIP di Bali pekan lalu, Mega sudah mewanti-wanti agar hati-hati soal menteri muda.

Mega mengaku bukan tak percaya kemampuan anak muda. Tapi jabatan politik seperti menteri sulit dicari tandingannya kecuali minimal pernah "bertarung" di Senayan sebagai anggota DPR. Mega yakin sosok yang sukses di perusahaan belum tentu sanggup mengelola pemerintahan.

Petuah Mega ini ada betulnya juga. Sebab posisi menteri dipastikan akan bersinggungan dengan banyak pihak. Akan ada lobi-lobi politik dalam setiap langkah seorang menteri. Berbeda dengan perusahaan yang bergerak sesuai sistem dan standar baku, mungkin juga kaku. Sementara politik sifatnya dinamis, lentur, bila perlu meliuk-liuk.

Wapres Jusuf Kalla sama, tak terlalu setuju menarik anak muda ke kabinet. Terutama mereka yang berlatarbelakang pengusaha. Sebagai mantan pengusaha, JK menilai Indonesia saat ini masih kekurangan anak muda pebisnis. Ia berharap anak muda yang pebisnis tidak perlu disulap menjadi seorang birokrat.

Namun mau bagaimana lagi. Namanya juga kepincut, sulit dijelaskan deh pokoknya. Kita hanya berharap positif saja, bahwa pilihan menteri muda Jokowi mampu mematahkan keraguan Mega dan JK.

Sebab kalau gagal, nanti kepincut bisa berubah menjadi ketipu. Kan malu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun