Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenang Dodol Garut, Oleh-oleh Khas "Jakarta"

15 Agustus 2019   02:07 Diperbarui: 15 Agustus 2019   02:19 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dodol Garut Khas Zaman Dulu (dodolpicnicgarut.com)

Dodol Garut. Kenyal, berwarna kehitaman, dan rasanya manis. Enak dicicip saat santai berkawan kopi. Dodol berbentuk persegi panjang seukuran dua kali permen, ini juga cukup mudah dinikmati. Tinggal melepas kertas tipis pembungkus saja, langsung kunyah deh.

Nikmat. Makin klop sambil berkisah soal perjalanan ke luar kota, yang jaraknya ribuan kilometer dari kampung halaman. Saat sanak saudara sudah kembali dari Jakarta, orang kampung pasti bertanya: "Bawa dodol Garut kan?" Dan, biasanya, oleh-oleh itu memang sudah tersedia. Semacam tradisi.

Dodol Garut pada masa itu hanya terdiri dari satu jenis saja. Mereknya saya masih ingat: Picnic. Kotaknya berwarna merah-jambu alias pink. Per kotak, isinya puluhan, saya tidak ingat persis jumlahnya. Anak-anak pasti selalu berebut saat ditawari makanan yang selalu lengket di gigi geraham itu.

Sembari bercerita tentang Jakarta, tetamu akan betah, bisa sampai seharian. Oh ya, tak peduli baru pulang dari Jakarta kek, Bekasi kek, Tangerang kek, Bandung kek, bahkan Surabaya kek, selalu disebut dengan satu kata: Jakarta. 

Bahkan saya yakin, warga kampung kami pada masa itu tak banyak yang tahu kalau Garut adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Barat. Termasuk saya sendiri semasa kecil. Hehehe.

Namun yang terpenting adalah bahwa dodol Garut wajib ada. Tanpa dodol Garut, rasanya belum sah pulang dari tanah jauh. Legitimasinya itu, harus ada oleh-oleh bernama dodol Garut.

Begitulah, dodol Garut pernah berjaya di seantero Tapanuli, Sumut. Setidaknya hingga era 90-an. Pesonanya mulai luntur memasuki tahun melenium, digeser perlahan oleh kian variatifnya buah tangan.

Dodol Garut pun sejatinya ikut menyesuaikan diri dengan menghadirkan banyak varian baru. Tak hanya model lama yang itu-itu saja, juga menciptakan model baru baik dari segi bentuk kemasan maupun warna dodolnya sendiri.

Tetapi mungkin, era dodol Garut di Tapanuli sudah waktunya berakhir. Sudah tak lagi masuk dalam daftar oleh-oleh wajib dari "Jakarta". Boleh ada, tetapi kalaupun tak ada juga tak mengapa.

Terima kasih dodol Garut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun