Bukan lagi potongan teka-teki melainkan sudah nyata. Prabowo Subianto bakal menikmati masa lima tahun ini. Tanpa perlu lagi pusing bermanuver sana-sini. Kemenangan sudah di depan. Setelah mencoba untuk keempat kalinya. Kata orang, kesabaran selalu ada ganjarannya. Disayang Tuhan, katanya.
Makin nyata memang dukungan Megawati Soekarnoputeri kepada Prabowo. Ketum PDIP yang dipastikan terpilih kembali untuk kelima kalinya sebagai pucuk tertinggi partai banteng, rupanya ingin menjalin hubungan politik yang lebih harmonis kepada Prabowo.
Melupakan perjanjian "Batu Tulis 2009" yang sangat menyakitkan. Barangkali, Mega ingin menebus kesalahan itu ke Prabowo. Sebagai bentuk permintaan maaf karena justru mencapreskan Jokowi pada 2014 lalu, bukan Prabowo.
Puncaknya adalah hari ini, ketika Prabowo menghadiri Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019). Diberitakan Kompas.com, Prabowo tiba di area kongres pukul 13.15 Wita didampingi sejumlah elite partai, antara lain Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono dan Edhy Prabowo. Prabowo mengenakan kemeja batik motif parang berlengan panjang. Begitu masuk ke ruangan kongres, rival Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 itu disambut dengan tepuk tangan dari seluruh kader PDIP.
Kedatangan Prabowo inilah yang bisa dikatakan sebagai bentuk nyata dukungan dari Mega dan Jokowi. Sebab kurang masuk akal kalau dikatakan kedatangan Prabowo hanya untuk memenuhi undangan semata. Tentu ada yang lebih dari itu. Berbeda soal, misalnya, Ketum Golkar atau rekan koalisi Jokowi di Pilpres 2019, yang memenuhi undangan dari PDIP. Tapi kalau Prabowo yang hadir, tentu saja maknanya berbeda. Tak mungkin sederhana.
Tanda-tanda dukungan Mega-Jokowi ke Prabowo untuk Pilpres 2024 nanti, kita tahu sudah terlihat sebelumnya. Dimulai dari pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT dan makan bersama, kemudian diikuti acara masak bersama di kediaman Megawati dengan tamu khusus Prabowo.
Pertanyaan yang masih tersisa saat ini adalah, apakah Gerindra juga akan masuk ke kabinet Jokowi-Amin? Soal ini ada dua kemungkinan yakni: ikut bergabung atau tetap berada di luar alias oposisi. Akan tetapi peluang masuknya Gerindra ke kabinet Jokowi tampaknya cukup tipis mengingat manuver rekan koalisi yang dimotori NasDem juga tak bisa dianggap remeh oleh PDIP.
Sehingga yang paling mungkin adalah tetap berada di luar pemerintahan. Tetapi bagi Prabowo, tentu saja itu tidak jadi masalah. Toh, Gerindra juga sudah terbiasa menjadi partai oposan. Menunggu lima tahun lagi untuk menjadi partai penguasa bukanlah waktu yang lama bagi Gerindra dan Prabowo.
Selamat menikmati dunia politik kita yang penuh panggung sandiwara. Kali ini dimainkan dua maestro politik Megawati dan Prabowo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H