Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Ingin "Dimanja", tapi Bukan Sok Manja

24 Juli 2019   14:49 Diperbarui: 24 Juli 2019   15:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Mega-Prabowo (Kompas.com)

Prabowo dijamu Megawati Soekarnoputri. Dimasak yang enak-enak, sesuai selera Prabowo. Mereka tertawa lepas, penuh kehangatan. Tak kalah menarik, pertemuan Mega-Prabowo juga didampingi Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan. Juga sejumlah petinggi partai banteng.

Singkatnya, Prabowo memang sedang dimanjakan. Memenuhi semua permintaannya. Tak lama setelah bertemu Jokowi di MRT dan berlanjut santap siang. PDIP di bawah komando Mega, kini sedang bermesraan dengan Gerindra. Kontras sekali saat Pilpres berlangsung.

Lalu apa sih permintaan Prabowo kepada Jokowi dan Mega? Bila mencermati berbagai komentar elit parpol pendukung Jokowi-Amin, tampaknya Prabowo sudah bersedia diajak masuk ke kabinet Jokowi. Lihat saja, NasDem dan PKB sepakat agar koalisi Jokowi tidak lagi perlu ditambah. Tentu, mereka khawatir jatah kursi menteri untuk mereka bakal berkurang. Direbut Gerindra.

Mumpung lagi dimanja, saya menduga Prabowo bakal meminta pos menteri yang dianggap bergengsi ataupun "basah". Antara lain pos Menkopolhukam dan BUMN. Dua pos menteri ini diperlukan Prabowo untuk terus menjaga performanya dari sisi hukum dan finansial hingga lima tahun ke depan. Ketika Pilpres 2024 kembali digelar, dan Prabowo maju keempat kalinya sebagai capres.

Tapi seperti judulnya, Prabowo bukan sok dimanja. Ia punya alasan kuat untuk dimanja Mega dan Jokowi. Sebab bagaimanapun, Prabowo masih memiliki basis massa pendukung yang solid. Memang, kekuatan koalisi Prabowo di parlemen tetap kalah suara. Namun jangan lupa, Prabowo mempunyai barisan massa pendukung militan di luar parlemen.

Situasi itulah yang barangkali sudah dibaca Mega. Bahwa percuma memusuhi Prabowo karena hanya akan menimbulkan ketidakstabilan politik nasional dalam lima tahun mendatang. Sebaliknya, dengan memanjakan Prabowo, pemerintahan kedua Jokowi akan berlangsung lebih nyaman tanpa gangguan dari Prabowo.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertemuan Mega-Prabowo merupakan puncak rekonsiliasi yang tentu saja tak gratis. Ada deal-deal politik yang telah disepakati di sana. Mirip pepatah Inggris, bahwa tak ada makan siang yang gratis.

Selamat dimanja Pak Prabowo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun