Namanya politik memang sulit ditebak, penuh misteri dan teka-teki. Hari ini berteman, besok pun bisa pisah. Begitu sebaliknya. Tak ada yang pasti. Kata orang-orang, politik hanyalah soal kepentingan abadi bukan teman abadi. Dan memang sudah terbukti, banyak terjadi setelah era reformasi bergulir.
Maka sangat mungkin apabila peta politik nasional berubah signifikan usai putusan Pilpres yang saat ini bergulir di MK. Misalnya saja, cawapres Sandiaga Uno malah bergabung ke kabinet kedua Jokowi.
Memang mengejutkan bila itu akhirnya terjadi. Setidaknya bagi pendukung capres 02 yang sudah pasti terkejut, bahkan syok. Bagaimana mungkin cawapres yang selama ini didukung penuh malah dengan mudahnya menyeberang ke kubu lawan. Sandi sudah pasti kena hujatan bertubi-tubi lantaran dianggap mengkhianati perjuangan.
Tetapi dinamika harus terus berjalan, tidak boleh statis. Jokowi, walau pernah bersaing dengan Sandiaga, juga punya tak rugi mengajak Sandi. Sebab Jokowi memang butuh pemecah "ombak" di periode kedua nanti, yang peran itu ada pada diri Sandi. Kelompok pendukung capres 02 akan terbelah; sebagian menerima keputusan Sandi dan sebagian lagi bersikukuh menolak. Tidak apa-apa, yang penting sudah berkurang.
Sementara bagi Sandi pribadi, bergabung ke pemerintah tentunya sangat menguntungkan baik dari sisi bisnis maupun politik. Dari sisi bisnis, Sandi yang juga dikenal sebagai pengusaha  akan menuai banyak keuntungan. Tak perlu lagi khawatir usahanya "diusik" rezim berkuasa, sebab ia sendiri berada dalam lingkaran penguasa.
Dari sisi politik lebih panen lagi. Yakni menjadi panggung menuju Pilpres 2024 mendatang. Dengan modal sebagai menteri Jokowi, nama dan pamor Sandi akan tetap terjaga karena senantiasa menghiasi pemberitaan media massa.
Selanjutnya, Sandi akan lebih siap dari sisi logistik maupun citra pada 2024 nanti. Kan enak tuh, punya modal kampanye karena usahanya lancar selama menjabat menteri dan makin terkenal pula. Pokoknya Sandiaga bakal menang banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H