Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sinyal KPK Makin Kuat, Jokowi Segera Kocok Ulang Kabinet?

4 Mei 2019   00:10 Diperbarui: 4 Mei 2019   00:30 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu telah usai. Walau hasil Pilpres resmi baru akan diumumkan 22 Mei 2019, Jokowi setidaknya sudah unggul di atas kertas, mengalahkan Prabowo untuk kali kedua.

Karena Pilpres sudah berlalu, tak heran bila Presiden Jokowi melakukan penyegaran di jajaran kabinetnya. Sebab kubu lawan tidak lagi berkepentingan mengomentari kocok ulang kabinet yang bisa berujung pada buruknya citra capres petahana. Jokowi plong, tanpa beban Pemilu.

Reshuffle kabinet di sisa lima bulan periode pertama ini cukup masuk akal bila dikaitkan dengan rekam jejak para pembantu presiden, terutama yang selama ini "berurusan" dengan KPK. Lalu siapa saja yang bakal meninggalkan pos menteri itu? Setidaknya terdapat tiga menteri Jokowi yang bakal diberhentikan dari Kabinet Kerja.

Mereka adalah Menpora Imam Nahrowi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Ketiga menteri ini tersangkut masalah dugaan korupsi yang saat ini sedang ditangani KPK.

Secara kebetulan, ketiga menteri tersebut merupakan kader parpol. Imam kader PKB, Lukman dari PPP, serta Enggar dari NasDem. Dengan demikian, pengganti mereka kemungkinan besar juga berasal dari parpol yang sama.

Dengan mengocok ulang kabinet sesegera mungkin, Jokowi berpeluang besar terhindar dari citra negatif isu korupsi. Itu tak lain karena sinyal dari KPK kian kencang. Aksi terakhir yang digelar KPK adalah dengan menggeledah rumah Menteri Enggar.

Tanpa bermaksud mendahului, dengan melihat kebiasaan KPK selama ini, sangat terbuka peluang akan adanya menteri Jokowi yang bakal tersandung kasus dugaan korupsi.

Selain karena alasan tersangkut kasus hukum, reshuffle kabinet di ujung periode pertama Jokowi ini memang cukup perlu dilakukan. Yakni sebagai media bagi Jokowi untuk kembali menaikkan citra setelah gelaran Pemilu yang cukup melelahkan.

Jika reshuffle akhirnya ditempuh sebelum Oktober 2019, itu berarti Jokowi secara total melakukan penyegaran kabinet sebanyak 5 kali dalam rentang 5 tahun berkuasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun