Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Casillas-Damos, Wajah Mirip Dua Kiper "Loncot"

3 Mei 2019   19:33 Diperbarui: 3 Mei 2019   20:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iker Casillas dinyatakan kena penyakit serangan jantung. Ia masih menjalani perawatan walau sudah diprediksi tidak akan kembali lagi sebagai kiper andalan. Soal Casillas, semua sudah tahu siapa dia. Seorang pria berdarah Spanyol yang pernah membawa negaranya sebagai kampiun sepakbola dunia. Di lengannya terselip ban kapten, menandakan Casillas merupakan sosok yang sudah cukup matang bermain di sebuah pertandingan.

Nah, Casillas ini semakin istimewa lantaran punya kemiripan dengan teman sekampung, namanya Damos Sianipar. Lebih lengkapnya lagi, Damos HIG Sianipar. Damos adalah teman sebaya semasa kecil di kampung. Anaknya lincah dan gesit.

Yang unik, wajah Casillas dan Damos sangat mirip. Makin unik karena bakat keduanya juga mirip. Dulu, waktu SD hingga SMP, Damos adalah andalan kami sebagai kiper dalam setiap pertandingan sepakbola. Kebetulan, kami beruntung mempunyai lapangan sepakbola alami, lengkap dengan rumput khas lapangan bola. Kami menamai rumput itu dengan rumput manis.

Nah, dalam sepakbola yang rutin digelar setiap Minggu dan Selasa (bertepatan dengan pasar mingguan "Onan"), Damos selalu diplot sebagai penjaga gawang. Bukan apa-apa, Damos memang bukan sembarang kiper, ia sangat menguasai teknik penyelamatan gawang. Label "kiper loncot" pun kami sematkan padanya, lantaran tangkapan tangannya seolah merekat ke bola yang ditendang lawan tanding.

Hampir bisa dipastikan, tim yang dibela Damos akan keluar sebagai pemenang. Apalagi, saat itu kami tidak mengenal sistem waktu 2 x 45 menit, melainkan sistem skor. Paling sering, kami menyepakati skor 4 yang sering disebut "Gim 4", mungkin merujuk kata "game".

Jadi sebuah tim dinyatakan menang bila telah memasukkan 4 gol ke gawang lawan. Sementara pertukaran gawang akan dilakukan setelah satu tim meraih dua gol. Maka kami sering menghabiskan waktu hingga dua jam lebih untuk menyelesaikan satu laga pertandingan.

Apalagi, jumlah pemainnya juga tidak pernah 11 orang, hanya secukupnya saja. Misalnya 5 pemain melawan 5 pemain. Makin lucu, karena permukaan lapangan bola kami tidak sepenuhnya datar, tetapi punya kemiringan hingga 20 derajat. Karena miring, penentuan siapa yang lebih dulu di bawah (karena kemiringan lapangan) akan ditentukan melalui lempar koin.

Bisa ditebak, tim yang lebih dulu mendapat gawang di atas, akan babak belur setelah skor 2:0 atau 2:1. Itu karena mereka akan kelelahan setelah pertukaran gawang dilakukan. Sementara tim yang sebelumnya bergawang bawah akan leluasa menggempur lawan lewat serangan cepat dari lapangan atas.

Namun keuntungan bergawang bawah itu akan menemui tembok tebal ketika Damos berdiri sebagai penjaga gawang. Tendangan sekeras apapun bisa ditepis, tipuan bola pun bisa dibacanya.

Pertandingan akan semakin awet bila di kubu lawan juga memasang kiper yang juga tak kalah loncot. Namanya Donau "Dondon" Pardosi. Damos dan Donau yang akrab dipanggil Dondon merupakan kiper terbaik yang pernah kami miliki semasa kecil. Bila keduanya sudah datang ke lapangan, bisa dipastikan pertandingan akan berlangsung lebih alot.

Bahkan tak jarang pertandingan akhirnya dihentikan karena hari sudah semakin gelap. Tanpa pemenang. Kami menamainya "bagi taru". Uang yang dikumpulkan sebagai taruhan terpaksa dipulangkan kembali ke masing-masing pemain.

Begitulah sekilas tentang Damos, yang saat ini mengabdi sebagai PNS di Pemkab Tobasa, Sumut. Suatu saat, semoga Casillas bisa bertemu langsung dengan Damos. Menyaksikan kemiripan wajah mereka berdua secara langsung.

Btw, betul-betul mirip nggak sih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun