Capres Jokowi dipastikan menguasai materi debat kedua capres yang bakal digelar pada 17 Pebruari 2019 nanti. Debat yang mengangkat tema energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup itu bisa dikatakan merupakan makanan 'renyah' bagi Jokowi. Tetapi jangan salah, Prabowo juga punya keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki Jokowi. Lengah sedikit saja, justru Prabowo yang bakal menikmati kemenangan.
Kok bisa sih? Bukannya energi, pangan, SDA, dan lingkungan hidup merupakan sektor yang dalam empat tahun terakhir cukup sukses dibenahi Jokowi? Misalnya saja soal energi, Blok Mahakam, Blok Rokan, dan Freeport berhasil direbut dari tangan asing. Begitu juga dengan pangan dan lingkungan hidup. Secara umum, Jokowi terbilang unggul bila dibandingkan dengan presiden sebelumnya.
Sementara Prabowo tentu saja belum bisa 'jualan' keberhasilan karena memang belum pernah memimpin. Itu berarti celah yang dimiliki Prabowo adalah hanya menawarkan perubahan dan tak lupa mengkritik kebijakan Jokowi yang dirasa belum tepat.
Sekali lagi, Jokowi memang diunggulkan dari segi materi debat. Namun jangan lupa, di kubu Prabowo ada Sudirman Said yang tak lain adalah mantan Menteri ESDM. Sudirman yang juga terlibat dalam sejumlah kebijakan energi di era Jokowi sudah pasti mempunyai informasi penting yang bisa dijadikan celah menyerang Prabowo.
Misalnya saja, kasus Papa Minta Saham yang pernah menghebohkan itu, dan juga sekaligus merupakan penyebab didepaknya Sudirman dari kursi menteri. Kasus itu sangat mungkin diungkit Prabowo yang berpotensi membuat Jokowi dalam posisi terpojok.Â
Apalagi, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, seperti dikutip tribunnews.com, Selasa (29/1/2019), menghadapi debat kedua Pilpres 2019, Prabowo akan melakukan simulasi.
Dalam simulasi itulah, Sudirman yang pernah menjadi anak buah Jokowi akan memberikan gambaran tentang sebuah kasus seperti Papa Minta Saham kepada Prabowo. Diketahui, dalam kasus Papa Minta Saham dengan tokoh utama mantan Ketua DPR dan Ketum Golkar, Setya Novanto, sejumlah nama lain juga pernah disebut seperti Luhut Panjaitan dan termasuk Jokowi.
Kubu Prabowo semakin nyaman lantaran Golkar yang dulu dipimpin Setya Novanto kini berada di kubu Jokowi. Itu berarti tidak ada hambatan politis untuk menyerang secara total kasus tersebut. Jokowi sama sekali memang tidak terlibat dalam kasus itu, bahkan Jokowi marah besar saat namanya dicatut dalam Setya Novanto. Akan tetapi, tetap saja ada celah yang mungkin dimanfaatkan kubu Prabowo untuk menyerang Jokowi dengan menggunakan isu Papa Minta Saham.
Agar tidak kalah debat, Jokowi sebaiknya juga melalukan simulasi serupa, khususnya untuk menahan serangan-serangan yang dibisikkan Sudirman Said.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI