Gerilya parpol terus dilakukan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Dari sejumlah parpol yang didatanginya, setidaknya sudah ada dua parpol yang klop dengan Gatot. Dua parpol itu adalah Demokrat dan PAN.
Sebetulnya, Gatot belum memperoleh tiket capres dari parpol manapun secara resmi. Akan tetapi, Demokrat sudah mulai membuka pintu, yang dibuktikan dengan pujian Gatot kepada SBY. Sepanjang Mei 2018 saja, Gatot Nurmantyo sudah dua kali menyanjung SBY. Pujian itu seolah menjadi sinyal dari SBY untuk merestui pencapresan Gatot.
Pertama, pada Selasa (8/5/2018) saat bertamu ke ruangan Ketua MPR Zulkifli Hasan di Gedung DPR, Senayan. Kedua, di sela acara buka puasa di rumah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Jakarta, Jumat (25/5/2018). Gatot yang mantan Panglima TNI, mengakui SBY sangat berjasa terhadap karirnya sebagai tentara.
Usai Demokrat, giliran PAN yang didekati Gatot. Hasilnya, PAN tidak menampik masih membuka komunikasi politik dengan Gatot. Bahkan, Gatot di sela acara berbuka puasa di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (30/5/2018), mengaku kian optimistis bakal mengantongi tiket capres, meski dia tidak secara langsung menyebut nama PAN sebagai pemberi restu kedua setelah Demokrat. Tetapi yang jelas, Gatot kini mengaku semakin yakin akan memperoleh tiket capres 2019.
Keyakinan Gatot cukup beralasan bila telah sukses meyakinkan Demokrat dan PAN, yang bila kekuatan suaranya di parlemen digabung, hampir mencapai 20 persen. Dengan kata lain, Gatot hanya membutuhkan satu parpol lagi, untuk bisa melenggang sebagai kontestan capres. Itu berarti taktik gerilya Gatot sepertinya sukses melahirkan poros ketiga.
Peluang lahirnya poros ketiga sekaligus menepis keyakinan sejumlah kalangan selama ini bahwa poros ketiga hanyalah isapan jempol, kian terbuka lebar setelah Jokowi belum menentukan siapa cawapres pendampingnya. Sama halnya dengan Prabowo yang juga tersandera oleh PKS sehingga belum berani mengumumkan siapa cawapresnya.
Tak bisa dipungkiri, koalisi pendukung Jokowi masih berpeluang untuk loncat pagar dengan pertimbangan tidak lagi memperoleh jatah cawapres. Parpol itu bisa saja PKB, PPP, ataupun Golkar. Ketiga parpol tersebut diketahui saat ini masih terus melakukan manuver guna mengamankan posisi cawapres. Bahkan, Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB berani menggaransi kemenangan Jokowi jika cawapresnya adalah Cak Imin sendiri.
Adapun Golkar dan PPP masih tergolong malu-malu, meski kemesraan antara Ketum Golkar, Airlangga Hartarto dengan Jokowi kerap juga dipertontonkan. Tak mau kalah, Ketum PPP Romahurmuzy juga melakukan pendekatan serupa. Hanya NasDem dan Hanura yang tampaknya pasrah menerima apapun keputusan yang diambil Jokowi melalui pertimbangan PDIP.
Dengan semakin larutnya tarik-ulur tersebut, peluang pecahnya koalisi Jokowi menjadi sangat mungkin terjadi. Jika salah satu saja akhirnya menyatakan keluar dari koalisi Jokowi dan bergabung dengan Gatot, di situlah lahirnya poros ketiga. Taktik gerilya parpol Gatot sepertinya memang bukan isapan jempol.
Artikel ini telah ditayangkan juga di SINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H