Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Sosok

"RIM ULI" Terpilih, Petani Dairi Jadi Mandor

28 Mei 2018   13:09 Diperbarui: 28 Mei 2018   13:26 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Petani di Tanah Pinem (Foto: dairibaru.com)

Visioner, begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan Rimso Maruli Sinaga-Bilker Purba (RIM ULI) sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Dairi, Provinsi Sumut. 

Visi RIM ULI sangat relevan dengan pesatnya kemajuan teknologi belakangan ini, tak terkecuali teknologi di sektor pertanian. Diketahui, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumut merupakan salah satu sentra penghasil komoditas jagung, selain tanaman kopi sebagai komoditas unggulan.

Realitas Dairi sebagai wilayah pertanian itulah yang ingin digenjot RIM ULI lewat sentuhan teknologi. Tak tanggung-tanggung, RIM ULI siap mengajak perusahaan asal Cina untuk bekerjasama mengembangkan perkebunan jagung di Kecamatan Tanah Pinem, Dairi yang selama ini dikenal sebagai sentra tanaman jagung.

Pasangan nomor urut 3 (tiga) ini melihat primadona pertanian di Tanah Pinem adalah jagung yang seyogianya masih bisa digenjot lewat pemanfaatan teknologi drone alias pesawat tanpa awak. Dengan drone, waktu dan tenaga petani saat melakukan pemupukan dan penyemprotan akan terpangkas hemat.

Perlu dicatat pula, RIM ULI yang melaju ke Pilkada Dairi lewat jalur perseorangan (independen) menegaskan bahwa kehadiran investor Cina di Dairi hanyalah sebatas mitra kerja saja. Bukan menjadi pemilik lahan tetapi hanya akan membantu masyarakat sejak penanaman, pemupukan, penyemprotan, hingga pengolahan untuk siap dijual.

"Tugas kita cukup jadi mandor (pengawas). Karena semua dikerjakan mesin, mulai dari traktor menanam, pemupukan dari udara menggunakan drone sampai panen dengan traktor, dan harga jagung nanti bisa mencapai 4 ribu hingga 5 ribu perkilogramnya yang dibeli pabrik," ungkap Rimso dalam kampanye perdananya di Jambur Merga Silima, Desa Lautawar Kecamatan Tanah Pinem, Dairi, Jumat (25/5/2018).

Drone di lahan pertanian Purbalingga (Foto: purbalingga.go.id)
Drone di lahan pertanian Purbalingga (Foto: purbalingga.go.id)
Apa yang dijanjikan RIM ULI bukanlah isapan jempol belaka. Sebab hal serupa juga sedang digalakkan di Purbalingga, Jawa Tengah. Di sana, drone sudah mulai digunakan untuk memupuk ratusan hektar areal persawahan. 

Berdasarkan uji coba, penyemprotan pupuk untuk areal persawahan seluas 1 hektar hanya membutuhkan waktu 16 menit. Ke depan, teknologi drone akan diterapkan untuk seluruh areal pertanian di Jawa Tengah.

Sedangkan di Cina, tepatnya di Provinsi Hubei dan Provinsi Shanxi, teknologi drone telah sukses dimanfaatkan meningkatkan produksi padi dan apel. Hasilnya, menggunakan satu buah drone setara dengan pekerjaan 15 orang.

Sebagai pengusaha nasional yang kerap mondar-mandir ke luar negeri, Rimso tentu saja tak kesulitan mewujudkan impian itu. Jaringan bisnis Rimso diketahui sudah terjalin cukup lama dengan berbagai instansi maupun pengusaha ternama di dalam maupun luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun