Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Begini Cara HKBP Cilodong Kumpulkan Rp 365 Juta dalam Sehari

20 Mei 2018   23:19 Diperbarui: 20 Mei 2018   23:32 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendeta Resort HKBP Depok Timur, Jarudin Panjaitan bersama perwakilan jemaat (Pribadi)

Penggalangan dana untuk pembangunan tempat ibadah dalam hal ini gereja merupakan yang lazim dilakukan. Banyak metode yang dipraktekkan, tetapi yang paling populer adalah mengadakan acara "Pesta Pembangunan". Di sini, seluruh jemaat berkumpul dan dimulailah petualangan mencari dana melalui berbagai macam cara.

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) sebagai gereja denominasi terbesar di Asia Tenggara merupakan gereja yang sepertinya paling sering menggelar penggalangan dana. Meski menyabet label gereja terbesar, HKBP yang berkantor pusat di Pearaja, Tapanuli Utara, Sumut, ini justru harus mencari dana pembangunan gereja secara mandiri.

Dengan kata lain, Kantor Pusat HKBP tidak dibebani kewajiban untuk membantu keuangan gereja yang dinaunginya. Malah, harus menyetor ke Kantor Pusat demi kepentingan administrasi dan gaji para pensiunan pendeta. Keren, kan. Uniknya, kendati tak pernah memperoleh suntikan dana dari Pusat, gereja HKBP tetap bertahan dan malah semakin subur. Tercatat, jumlah jemaat HKBP sejak berdiri pada 7 Oktober 1861, saat ini sudah mencapai 5 juta jiwa yang tersebar di seluruh dunia. Asetnya? Sudah mencapai triliunan rupiah. 

Di antara gereja HKBP yang kini sedang berupaya membangun gereja milik sendiri adalah HKBP Pos Parmingguon Cilodong, Depok, Jawa Barat. Disebut Pos Parmingguon, karena HKBP Cilodong masih berstatus "ranting" dari HKBP Resort Depok Timur, Distrik XXVIII (Depok, Bogor, Sukabumi, Kalimantan Barat/Deboskab). Dengan status tersebut, HKBP Cilodong yang berdiri sejak empat tahun lalu ini belum memperoleh pengakuan sebagai resort, tetapi masih dalam naungan HKBP Resort Depok Timur. Adapun jemaat HKBP Cilodong merupakan gabungan dari HKBP Cibinong dan HKBP Depok Timur, dan sebagian lagi jemaat pindahan dari resort lainnya.

Karena belum menyandang status resort, konsekuensinya belum ada seorang pendeta yang menetap sebagai pelayan gereja di sana. Untuk sementara, kebutuhan pendeta berada dalam koordinasi Resort Depok Timur. Tak hanya belum memiliki pendeta resort, HKBP Cilodong juga belum mempunyai gereja sendiri, tetapi masih menumpang di gedung gereja Oikumene yang berada di Markas Divisi I Kostrad, Cilodong. Di sanalah HKBP untuk sementara menjalankan ibadahnya setiap Minggu, bergantian dengan denominasi gereja lainnya seperti Katolik dan GPIB.

Kerinduan mempunyai gedung gereja milik sendiri itulah yang membuat HKBP Cilodong dalam empat tahun terakhir cukup gencar melakukan penggalangan dana. Setiap tahun, tepatnya pada momen ulang tahun dimulainya Pos Parmingguon tersebut, acara Pesta Pembangunan selalu rutin digelar. Kali ini dan juga tahun sebelumnya, Pesta Pembangunan diadakan di Wisma Atlit milik Kostrad yang berada di dalam lingkungan Asrama Kostrad Cilodong, Minggu, 20 Mei 2018.

Kupon Door Prize dan Lelang Makanan

Panitia Pembangunan biasanya sudah bergerak jauh-jauh hari. Menjumpai para jemaat sembari menawarkan kupon door prize yang dihargai Rp20 ribu per lembar. Kupon itu selanjutnya akan diundi di sela acara, dengan hadiah beraneka rupa. Dari penanak nasi hingga sepeda gunung. Karena hanya dihargai Rp 20 ribu, jemaat umumnya akan membeli 5 lembar kupon atau senilai Rp 100 ribu. Dari penjualan kupon ini saja, panitia sudah memperoleh dana yang lumayan banyak.

Lelang makanan juga menjadi andalan panitia meraup dana segar. Biasanya, lelang makanan yang sudah siap disantap itu dihargai Rp 200 ribu per porsi. Namun walau bertajuk "lelang", bukan berarti penawarannya mengikuti sistem lelang, tetapi pemenangnya sudah ditunjuk sejak awal. Sehingga pada saat acara, panitia hanya membacakan nama keluarga jemaat yang telah memesannya lebih dulu. Di sini, bujuk rayu panitia pun kembali menjadi ujung tombaknya.

Lelang Lagu dan Ulos

Usai melelang makanan, kini giliran melelang lagu. Ya, HKBP yang dihuni orang Batak memang sulit melepaskan diri dari nyanyian. Maka itu pula yang dimanfaatkan sebagai peluang mencari dana. Perorangan atau kelompok penyanyi alias koor akan tampil di atas panggung membawakan lagu-lagu pujian ataupun lagu-lagu populer masa kini. Di sinilah kesempatan panitia untuk "menodong" para jemaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun