Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Film "Silence", Mencari Tuhan dalam Keheningan

12 Mei 2018   01:06 Diperbarui: 12 Mei 2018   01:50 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah rasa frustasi itu, muncullah sosok Ferreira dengan busana khas Jepang. Penasaran Rodrigues terjawab sudah. Ferreira telah menyangkal imannya sebagai penganut Katolik dan bahkan sebagai seorang Pastor. Rodrigues tak habis pikir kenapa mantan guru yang dikaguminya itu akhirnya menyerah saat menjalankan misi penyebaran Katolik.

Ferreira dengan sangat tenang menjawab rasa penasaran Rodrigues dengan menyajikan fakta-fakta pahit dari sisi kemanusiaan. Ferreira mengakui tak mampu menghadapi penyiksaan hingga pembunuhan keji selama ia menjalankan misinya. "Iman tidak akan tumbuh di rawa," begitu ucapan Ferreira menganalogikan betapa kuatnya pengaruh Budha di Jepang sehingga mustahil menyebarkan Katolik di sana.

Dibujuk mantan gurunya, Rodrigues pun takluk hingga dengan berat hati mengikuti jejak Ferreira. Usai sudah, Rodrigues juga tak kuat menyaksikan penderitaan yang banyak dialami pengikutnya. Dia menangis dalam keheningan, mencari keberadaan Tuhan yang entah di mana.

Iman Tetap Tumbuh di Rawa

Hari-hari Ferreira dan Rodrigues kini dihiasi dengan kehidupan baru di Jepang. Masing-masing mempunyai keluarga dengan seorang istri dan satu orang anak. Ferreira lebih dulu menghadap Sang Khalik. Dalam kesepian di tempat tinggal barunya, Kicjhiro, sang nelayan pemabuk, kembali mendatanginya untuk meminta pengampunan dosa. Rodrigues pun bingung tak tahu harus berbuat apa. Sebab ia kini bukan lagi seorang Pastor bukan juga Katolik.

Rodrigues hanya memeluk Kicjhiro tanpa lagi mengucapkan kalimat suci pengampunan dosa. Dalam hati, ia berdoa tentang usahanya yang selalu mencari Tuhan dalam keheningan. Rodrigues rupanya masih terus percaya terhadap pertolongan Tuhan meski sekalipun tak pernah ia rasakan.

Rodrigues menemui ajal dalam usia cukup tua. Jasadnya dikremasi sesuai ritual Budha di bawah pengawasan pasukan Jepang. Tetapi dalam kepalan tangan jasadnya, Rodrigues terlihat menggenggam salib kecil yang kemungkinan diselipkan oleh istrinya sebelum dibawa oleh pasukan Jepang.

Keyakinan Rodrigues tentang Tuhan terbukti setelah sebagian penduduk Jepang yang ternyata tak pernah betul-betul meninggalkan Katolik. Pertumbuhan Katolik tetap berlangsung walau tak lagi masif dan tanpa kehadiran seorang pastor sebagai imam mereka. Bahkan tak peduli meski harus kehilangan nyawa. Iman ternyata tetap tumbuh walau di rawa.

Misteri keheningan Tuhan juga terjawab lewat beberapa peran karakter dalam film ini. Ferreira adalah seorang yang realistis, Grupe cenderung cepat putus asa, Kicjhiro berjiwa labil karena seringnya menyangkal Katolik, serta Rodrigues yang selalu meyakini jawaban dari Tuhan walau batinnya amat tersiksa. ***

Ditulis dalam Keheningan Malam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun