Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) rupanya kepincut dengan kesuksesan Gerakan 212 yang pernah menghebohkan jagad politik nasional ketika kasus penistaan agama Ahok sedang memanas beberapa waktu lalu. Apalagi, salah satu basis massa gerakan spontanitas atas dasar rasa keadilan itu berasal dari wilayah Jawa Barat.
Asyik semakin percaya diri mengadopsi gerakan 212 yang tanpa diinisiasi oleh salah satu pihak tertentu lantaran pasangan ini diusung oleh koalisi partai Gerindra, PKS, dan PAN. Diketahui, ketiga partai tersebut terutama Gerindra dan PKS mempunyai hubungan cukup harmonis dengan sejumlah basis massa Islam. Kebetulan, Ahmad Heryawan alias Aher yang saat ini menjabat Gubernur Jabar adalah seorang tokoh PKS, yang tentu saja akan mendukung penuh pemenangan Asyik.
Mengutip pernyataan Ketua Dewan Pembina Tim Pemenangan Relawan Matahari Asyik, Haris Yuliana usai deklarasi di kawasan Jalan Malabar, Kota Bandung, Rabu (7/3), seperti dilansir berbagai media massa, Asyik menjadi prioritas karena salah satu visi utamanya adalah memuliakan ulama. Kelebihan lainnya, Asyik merupakan perpaduan dua kultur yakni Priangan dan Pantura.
Pendekatan pola kultural sebagaimana Gerakan 212 diakui Ahmad Syaikhu akan lebih optimal menjaring suara dengan biaya yang relatif sedikit. Tak perlu kampanye terbuka yang pasti membutuhkan anggaran besar, tetapi cukup melakukan pola sistematis di setiap basis massa pemilih loyal.
Itu berarti, strategi kampanye dengan mengadopsi pola 212 sudah pasti menjadi ancaman bagi pasangan cagub lain. Hal ini bila berkaca pada peristiwa Gerakan 212 yang pernah mengubah Monas menjadi lautan manusia. Mereka datang dari berbagai daerah dengan biaya sendiri, tanpa komando struktural layaknya partai politik. Gerakan itu terjadi karena adanya kesamaan rasa yang nilainya tidak bisa diukur.
Sehingga, visi menjadikan Jawa Barat yang termaju, religius, aman, dan sejahtera yang diusung Asyik menjadi relevan bila dikaitkan dengan pola Gerakan 212. Hal ini bila dikaitkan dengan dua kelompok pemilih di Jabar, seperti dilontarkan Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan, yakni pemilih tradisional dan pemilih religius.
Nah, Asyik sepertinya ingin menyasar kelompok pemilih religius, yang secara statistik mempunyai jumlah massa cukup besar di Jabar. Dalam arti lain, visi Asyik yang ingin menjadikan Jabar termaju, religius, aman, dan sejahtera, hampir sama dengan harapan mayoritas warga Jabar.
Apalagi, kesuksesan menggaet pemilih religius juga sudah dibuktikan Aher saat memenangi Pilgub Jabar sebanyak dua kali. Walaupun memang, Aher tetap menggandeng wakilnya dari kalangan yang mempunyai tingkat popularitas yang tinggi. Dede Yusuf dan Deddy Mizwar merupakan sosok yang mampu menyasar kelompok tradisional. Itulah yang membuat Aher mampu dengan mudah memenangi Pilgub Jabar berturut-turut. Ia meraup suara dari dua kelompok sekaligus.
Kini, Asyik sepertinya ingin mengulangi kesuksesan Aher. Bahkan, kali ini ada amunisi baru yakni dengan mengadopsi 212 guna meraih simpati sebanyak-banyaknya terutama dari kelompok pemilih religius. Bahkan bukan mustahil apabila kelompok pemilih tradisional juga kepincut dengan strategi kampanye ala 212.
Mungkinkah pasangan Asyik akan menang mudah di Pilgub Jabar? Menarik dinantikan.
Artikel ini telah ditayangkan juga di SINI