Ini kedua kalinya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berusaha menemui Presiden Jokowi. Pertama, AHY gagal dan malah dijamu anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Kamis, 10 Agustus 2017 lalu. Saat itu, AHY ingin mengantarkan undangan kepada Jokowi untuk menghadiri peluncuran The Yudhoyono Institute (TYI), sebuah lembaga kajian bentukan SBY. Namun, Jokowi absen saat peluncuran TYI. Hanya Gibran yang menghadiri acara itu.
Tujuh bulan kemudian, tepatnya Selasa, 6 Maret 2018, AHY kembali menyambangi Istana. Kali ini, AHY sukses menemui Jokowi secara langsung. AHY juga sudah dibekali predikat baru yakni sebagai Komandan Satgas Bersama Pemenangan Pilkada dan Pemilu 2019 (Kogasma) Partai Demokrat.Â
Dalam kapasitasnya sebagai Kogasma, AHY ingin mengundang Jokowi dalam acara Rapimnas Partai Demokrat pada 10 dan 11 Maret 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berbeda dari tahun lalu, Jokowi sendiri yang menemui AHY kali ini.
Diberitakan berbagai media massa, pertemuan Jokowi-AHY berlangsung selama 30 menit dalam suasana hangat. Tak lupa, AHY juga menitipkan pesan kepada Jokowi yang intinya semacam doa agar senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan memimpin Indonesia tercinta. Sebuah pesan yang cukup normatif sebenarnya, tetapi jelas ada makna penting di baliknya.
Undangan AHY ke Jokowi menjadi krusial di tahun politik saat ini. Apalagi, dalam pernyataannya kepada media usai menemui Jokowi, AHY menyiratkan adanya harapan politik terkait Pilpres 2019 nanti. Hubungan kaku yang selama ini dilekatkan antara Demokrat dan PDIP agaknya sudah semakin mencair.Â
Bisa jadi, PDIP-Demokrat akan segera mengakhiri perseteruan politiknya di tingkat nasional. Akan ada islah politik di antara kedua partai yang berseberangan sejak Pemilu 2004 itu.
Barangkali, Megawati dan SBY sebagai king maker di kedua partai mulai melihat perlunya menjalin koalisi setelah 15 tahun mengalami hubungan tak harmonis. Ini saatnya menjalin hubungan baru dengan menampilkan jagoan masing-masing. Mega mengutus Jokowi sementara SBY mengajukan AHY. Klop sudah, Mega-SBY bakal menjadi kekuatan baru yang tandingannya sulit dicari.
Tetapi itu masih spekulasi yang masih perlu pembuktian lebih tegas. Apabila Jokowi ternyata memenuhi undangan AHY ke Rapimnas Demokrat, maka koalisi PDIP-Demokrat sudah di depan mata. Kehadiran Jokowi di hajatan Demokrat sudah lebih dari cukup sebagai sinyal bersatunya kekuatan Istana dan Cikeas.
Tinggal nanti apakah partai koalisi saat ini bersepakat mengusung Jokowi-AHY sebagaimana didengungkan banyak pihak selama ini. Sehingga Golkar, Hanura, dan NasDem yang telah lebih dulu mengumumkan dukungan dua periode terhadap Jokowi kemungkinan akan melakukan manuver politik baru. Tetapi bila Jokowi mampu merayu partai koalisi, duet Jokowi-AHY bakal berlangsung mulus menatap Pilpres 2019.
Koalisi PDIP-Demokrat plus Golkar, Hanura, dan NasDem kian menjadi ancaman nyata bagi kubu Prabowo Subianto. Sebab, Mega dan SBY tampaknya ingin mengakhiri puasa 15 tahun mereka. Sebuah penantian panjang dan berakhir indah, tentu saja.
Artikel ini telah ditayangkan juga di SINI