Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obat Sedih Justru Lagu Sedih, Kenapa Ya?

28 Januari 2018   00:25 Diperbarui: 28 Januari 2018   01:45 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hey Jude, don't make it bad. Take a sad song to make it better. Begitulah penggalan lirik lagu Hey Jude, yang dinyanyikan John Lennon, vokalis grup musik asal Inggris, The Beatles.

Jika sedang bersedih maka nyanyikanlah lagu sedih, niscaya kesedihan itu akan sirna. Atau setidaknya akan berkurang sedikit, tak lagi tersimpan dalam kalbu. Hehehe. Bukan sebaliknya, jika sedang sedih maka lagu yang dinyanyikan adalah lagu gembira. Justru makin runyam.

Saya tentu bukan psikolog yang mampu menjelaskan alasan di balik itu. Namun yang jelas, lagu Hey Jude bukan yang pertama mempopulerkan cara unik mengatasi sebuah kesedihan. 

Dalam lagu Kristen tentang kematian, misalnya, dipastikan nadanya pasti mendayu-dayu ditambah liriknya yang juga berdiksi sedih. Meski bernada sedih, justru lagu tersebut digolongkan sebagai lagu-lagu penghiburn. Sebagai media mengungkapkan kesedihan sekaligus sebagai obat penawarnya.

Maka sangat mungkin ide John Lennon menciptakan lirik Hey Jude berawal dari lagu tentang kematian dalam ajaran Kristen. Tetapi mungkin juga ada penjelasan ilmiah secara psikologi kenapa di saat orang bersedih justru harus menyanyikan lagu sedih.

Kalau sedang senang maka wajar bernyanyi lagu gembira. Sementara kesedihan harus pula dibahas dengan kesedihan.

Mungkin, Kompasianer ada yang bersedia menjelaskannya secara ilmiah.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun