Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Inovasi Bangsa Israel dan Harapan Jokowi untuk Indonesia

26 Desember 2017   14:30 Diperbarui: 28 Desember 2017   08:12 2991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik seputar Palestina-Israel kembali terulang. Kali ini, Presiden AS Donald Trump memancing kegaduhan politik internasional dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Terlepas dari polemik politik tingkat tinggi itu, membahas Israel memang tidak ada habisnya.

Walau hanya sebuah negara kecil yang berdiri sejak 1948 dengan terus-menerus merebut wilayah Palestina hingga sekarang. Saking kecilnya, Israel tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan jumlah penduduk maupun luas wilayah negara-negara Arab di sekelilingnya. Kekayaan fosil Israel juga timpang dengan negara-negara Arab yang dikenal kaya dengan minyak dan gas. Walau kecil, tetapi Israel sangat keras kepala sehingga upaya perdamaian selalu kandas di tengah jalan. Israel siap menantang dunia, walau hanya sendirian. Betul-betul edan.

Namun, Israel yang siap menantang dunia walau hanya sendirian ternyata sudah dipersiapkan secara matang. Dan, kunci kesiapan itu bertumpu pada satu kata yakni "inovasi". Kesimpulan ini saya peroleh saat mengintip @netanyahu, akun twitter milik PM Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengunggah sebuah gambar berisikan artikel berjudul "Innovation Nation". Artikel itu terbit di sebuah majalah berbahasa Inggris pada halaman 90. Tidak jelas nama majalah itu, barangkali Majalah TIMES atau mungkin majalah lainnya.

Netanyahu memulai artikelnya dengan menyebut bahwa "masa depan adalah milik mereka yang berinovasi. Israel sedang merebut masa depan itu". Netanyahu kemudian memaparkan sejumlah pencapaian Israel melalui sederet perusahaan yang telah melantai di bursa kelas dunia seperti NASDAQ. Dengan kehadiran banyak perusahaan Israel, Netanyahu dengan lantang menyebut banyak orang (negara) menikmati banyak kemudahan dari mereka.

Kemudahan tersebut diperoleh melalui produk-produk yang berbasis teknologi seperti ponsel, sistem navigasi, obat-obatan, bahkan tomat ceri yang tersaji di atas salad. Terasa lucu saat Netanyahu menuliskan bahwa tomat ceri pun mereka kuasai. Tetapi faktanya memang demikian. Kendati berada di wilayah gersang, teknologi pangan Israel terbukti mampu menciptakan produksi pertanian yang berlipat ganda.

Inovasi teknologi, itulah yang menjadi poin penegasan Netanyahu tentang rahasia di balik kedigdayaan Israel sejauh ini. Saat Israel gagal merebut pasar industri mobil 50 tahun lalu, dengan cepat ditebus lewat inovasi yang berkaitan dengan produk tersebut, sehingga lahirlah Waze, aplikasi berbasis teknologi satelit yang menuntun pengemudi ke alamat tujuan. Itulah salah satu inovasi yang dilakukan Israel ketika tidak mampu bersaing di industri utama.

Tetapi, itu bukan perkara instan. Netanyahu menyebut dibutuhkan regulasi yang ketat seperti kemudahan pajak maupun privatisasi terhadap perusahaan milik negara, serta sejumlah kebijakan lainnya. Sebab, Israel menyadari sebuah teknologi hanya akan membawa keuntungan ketika mempunyai pasar yang besar.

Itulah alasan kenapa Israel gencar melakukan ekspansi ke pasar dunia dengan menjalin kerja sama ekonomi dengan banyak negara khususnya Amerika, Cina, India, hingga Afrika. Belakangan, Israel mulai melebarkan sayap ke Australia, ditandai kedatangan Netanyahu ke Australia yang sempat menghebohkan 'jalur udara' Indonesia beberapa waktu lalu. Tercatat, Netanyahu adalah PM Israel pertama yang mengunjungi Negeri Kanguru.

Dengan demikian, upaya Presiden Jokowi yang terus mendorong pendidikan menengah dan tinggi Indonesia agar berani keluar dari pakem pendidikan yang selama ini diterapkan, menjadi sebuah keniscayaan. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi tak bosan menekankan agar model pendidikan diubah bila tidak ingin tertinggal dari bangsa lain. Sejalan dengan perubahan model pendidikan, deregulasi juga terus gencar dilakukan Jokowi yang tujuannya tak lain menarik minat para investor. Harapannya, Indonesia di masa mendatang akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Harapan Jokowi tersebut, entah kebetulan atau tidak, ternyata sudah lebih dulu diterapkan Israel sekaligus menuai hasilnya seperti sekarang ini. Inovasi menjadi kunci satu-satunya guna merebut masa depan.

Inovasi atau binasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun