Sebuah sore sekitar tahun 1992, saya tak lagi ingat persis. Yang jelas, saat itu saya masih duduk di bangku SD, kelas 3 atau kelas 4. Sekitar 200 meter menjelang rumah, saya dan ibunda yang dalam perjalanan pulang dari sawah, disuguhi pemandangan tak biasa. Seorang pria berdiri di sebuah mobil bak terbuka yang melaju dengan kecepatan rendah. Pria itu berpakaian khas Batak, mengenakan ulos di bahu dan topi penutup kepala yang juga bermotif ulos.
"Saksikan beramai-ramai, Jack Marpaung akan hadir di Balai Pertemuan malam ini," kira-kira begitu pengumuman lewat pengeras suara yang berasal dari mobil bak terbuka itu. Saya penasaran dan ingin tahu lebih jauh. "Jack Marpaung itu marga apa," tanyaku kepada ibunda. "Hahaha, ya marga Marpaung," jawab ibu terkekeh.
Saat itu, pengetahuan saya tentang marga-marga di Batak memang masih terbatas. Itu tak lain karena kampung kami, Parsoburan, saat itu masih masuk Kabupaten Tapanuli Utara, hanya dihuni beberapa komunitas marga saja. Marga Pardosi paling banyak, diikuti marga lain seperti Pane dan Sianipar. Dengan datangnya Jack Marpaung, otomatis pengetahuanku tentang marga pun bertambah satu.
Oh ya, bagi orang Batak, nama Jack Marpaung sudah tergolong melegenda. Ia adalah rocker yang suaranya mampu melengking hingga tiga-empat oktaf. Belakangan, jika ada orang Batak semisal Judika Sihotang, yang suaranya juga lumayan melengking, label "bersuara Jack" biasanya akan dilekatkan kepadanya sebagai tanda telah mampu menyamai suara Jack Marpaung.
Namun, Jack Marpaung tak melulu hanya bermodal suara 'teriak-teriak', tetapi juga mengusung syair lagu yang sarat pesan moral serta kritik sosial. Mirip syair lagu Iwan Fals, jika dibandingkan ke pentas musik nasional. Salah satu lagu Jack Marpaung yang akhirnya membawa dampak perubahan positif adalah "Tapanuli Peta Kemiskinan". Pernah dengar?
Ya, lirik lagu ini mempunyai pesan moral yang sangat menyentuh, dengan mengkritik orang-orang Batak sukses di tanah rantau yang seringkali melupakan pembangunan di kampung halamannya.
Berikut petikannya:
alai dung dapot ho
nasinitta ni roham
dung mamora ho mauli bulung i
lupa do ho di bona pasogit mi