Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Ponsel Menjajah Kita, Bahkan Saat Olah Raga

12 November 2017   14:03 Diperbarui: 12 November 2017   14:29 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampu sorot berukuran jumbo baru saja menyala. Sore itu, menjelang magrib, empat buah lampu sorot berwarna putih terang itu seketika menghadirkan suasana baru di Gelanggang Olah Raga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, yang terletak di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Sore yang merambat malam digantikan cahaya hingga tetap terasa seperti siang.

Layaknya sebuah GOR, terdapat sejumlah fasilitas di sana. Seperti dua buah lapangan sepakbola yang berukuran hampir sama, panjat tebing, dan tentu saja pusat kuliner yang cukup ramai. Namun, yang paling diminati pengunjung adalah bermain sepakbola.

Selain sepakbola, GOR Soemantri juga banyak diminati oleh mereka yang ingin berolahraga lari. Penikmatnya dari segala golongan usia, dari muda hingga tua. Ada yang berkelompok tetapi ada pula yang menikmati kesendiriannya dalam berlari. Maka, puluhan mungkin mencapai seratusan, sejak pukul 17.00 WIB sudah berkeliling di pinggiran lapangan sepakbola. Kehadiran mereka melengkapi suasana sore itu, saat dua tim sepakbola sedang asyik bertanding.

Di antara para pelari sore itu, ada yang hanya berjalan biasa, berlari-lari kecil, hingga berlari dalam kecepatan lumayan. Keringat yang mengucur hingga membasahi kostum mereka yang tentu saja tak seragam, kian terlihat jelas di bawah sinar lampu sorot.

Uniknya, hampir seluruh penikmat olah raga lari itu tak lupa membawa serta ponsel. Ada yang memegangi ponsel di tangan kanan atau kiri, tetapi ada pula yang menaruhnya di kantong celana larinya. Sembari berlari kecil, layar ponsel tetap menyala, lalu diperiksa si empunya. Sesekali di antara pelari itu ada yang mendadak tersenyum, mungkin ada yang lucu di grup Whatsapp-nya. Kiriman humor yang di-copas teman dari grup Whatsapp lain barangkali.

Ya begitulah kondisi kita saat ini. Ponsel yang multiguna telah mampu mengubah gaya hidup khususnya mereka kaum urban. Segala aktivitas sehari-hari wajib menggunakan ponsel. Betapa repotnya seandainya ponsel ketinggalan di rumah. Terasa ada yang kurang dalam hidup. Hehehe. Lebih baik ketinggalan dompet ketimbang ketinggalan ponsel. Begitu kira-kira.

Bahkan, saat olah raga sekalipun yang mungkin hanya butuh waktu satu hingga dua jam, ponsel selalu dibawa serta. Sambil berlari, mereka terus memantau perkembangan yang hadir di layar ponsel. Mereka kadang berhenti sejenak atau berlari pelan, mungkin sedang membalas pesan-pesan yang masuk. Atau mungkin sedang update status di media sosial miliknya.

Maka otak sejatinya tidak pernah rileks saat berolahraga karena selalu dipaksa untuk mencerna pesan-pesan yang masuk ke mesin ponsel. Padahal, olah raga prinsipnya adalah upaya melakukan stimulus kepada raga demi memperoleh jiwa yang sehat. Namun, apa boleh buat, ponsel ternyata mampu mengubah segalanya. Ia telah benar-benar menjajah kita. Bahkan saat olah raga.

Anda setuju?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun