Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Makna Jabatan Tangan Mega-SBY

18 Agustus 2017   13:02 Diperbarui: 18 Agustus 2017   15:23 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia yang digelar di Istana, Kamis, 17 Agustus 2017, dinilai sangat fenomenal. Pasalnya, ada peristiwa langka yang terjadi di sana. Dua tokoh besar negeri ini, Megawati dan SBY terlihat bersalaman dengan penuh kehangatan. Sebuah kejadian yang sangat jarang mengingat kedua tokoh ini sejak Pilpres 2004 mengalami kerenggangan politik. Sejak saat itu, Mega terkesan enggan bertemu SBY. Kalaupun bertemu, sikap yang ditunjukkan Mega terasa kaku dan "dingin".

Maka tidak berlebihan ketika media massa di Tanah Air menyebut momen berjabatan tangan antara Mega-SBY tersebut merupakan peristiwa langka. Makin istimewa lantaran jabatan tangan itu terjadi pada saat puncak peringatan kemerdekaan Indonesia. Ada rasa plong yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Barangkali, kehadiran para tokoh bangsa di Istana, 17 Agustus kemarin, tidak berlebihan juga apabila disematkan sebagai salah satu prestasi Jokowi. Bagaimanapun, Jokowi yang belakangan dituding sebagai pemimpin diktator, terbukti sukses mempertemukan dua tokoh bangsa yang sudah cukup lama saling menjaga jarak.

Muncul pertanyaan, apakah Mega-SBY sudah mengakhiri perseteruan politik mereka? Boleh jadi ya, tetapi boleh jadi tidak. Namun, alangkah lebih indah bila kita berbaik sangka, bahwa keduanya telah rujuk kembali. Lagipula, "peristiwa langka" itu, sesungguhnya tidak terjadi begitu saja. Tetapi sudah didahului sejumlah rangkaian politik yang samar-samar terbaca di ruang publik.

Salah satu yang paling banyak disorot adalah ketika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertandang secara mendadak ke Istana, beberapa waktu lalu. Meski memang, kedatangan AHY diketahui hanyalah ingin menyampaikan undangan kepada Jokowi untuk sudi kiranya menghadiri peluncuran The Yudhoyono Institute, sebuah lembaga bentukan SBY.

Jokowi memang tidak hadir di peluncuran The Yudhoyono Institute. Akan tetapi, diterimanya AHY di Istana merupakan sinyal politik yang amat kuat terhadap Cikeas. Dengan kata lain, mencairkan hubungan antara Mega-SBY, diinisiasi dengan cara yang berbeda. Yakni dengan mengutus AHY menemui Jokowi. Selanjutnya, Jokowi membawa pesan itu kepada Mega, yang ternyata diterima dengan baik.

Lantas, apa sih yang bisa dipetik dari pertemuan Mega-SBY di Istana? Tak lain adalah sebagai penjajakan awal menuju Pilpres 2019. Secara politik, Mega dan SBY dengan gerbong PDIP dan Demokrat, sama-sama memiliki kepentingan yang sama di Pilpres 2019. Mega dan PDIP membutuhkan sosok pendamping Jokowi sebagai Cawapres, sementara SBY dan Demokrat tidak lagi memiliki sosok yang mampu bersaing merebut kuris RI-1.

Dengan kata lain, Mega dan SBY kini berada di jalur yang sama meski dengan keunggulan yang berbeda tipis. Mega menyodorkan Jokowi, dan SBY menawarkan AHY. Begitu kira-kira sederhananya. Kelak, koalisi antara PDIP-Demokrat akan melahirkan duet yang selama ini tidak pernah diprediksi banyak pihak. Ya, siapa lagi kalau bukan Jokowi-AHY sebagai capres dan cawapres 2019 mendatang.

Dengan bergabungnya Demokrat di bawah komando SBY, tentu saja merupakan modal politik yang sangat "mematikan" bagi kubu lawan. SBY, suka atau tidak suka, masih mempunyai pengaruh dan kekuatan yang luar biasa untuk menentukan siapa pemimpin Indonesia di 2019 nanti.

Nah, jabatan tangan Mega-SBY di Istana, 17 Agustus kemarin, menjadi simbol bersatunya dua kekuatan politik di Tanah Air. Sejauh ini, rasa-rasanya belum ada poros kekuatan politik lain yang mampu mengalahkan dominasi Mega-SBY seandainya mereka benar-benar berkoalisi di Pilpres 2019 nanti.

Selamat Menebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun