SEJAK dilantik menjadi Presiden ketujuh Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014 lalu, Bapak Joko Widodo (Jokowi) sudah sering mengunjungi Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Lebih sering dari Presiden SBY meski menjabat selama 10 tahun. Agenda kunjungan alias blusukan Jokowi ke Sumut cukup beragam, dari menangani bencana Gunung Sinabung, memeriahkan Festival Danau Toba, meninjau Bandara Silangit, hingga yang terakhir meresmikan tugu Titik Nol Islam Nusantara di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah. Dengan kata lain, hampir seluruh wilayah Sumut telah didatangi Jokowi dalam tiga tahun kepemimpinannya.
Sayangnya, Pak Jokowi belum sempat mampir ke Parsoburan, ibukota Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Tobasa. Agenda Presiden masih berpusat di Balige, ibukota Tobasa. Padahal, jarak Balige-Tobasa hanya sekitar 50 kilometer, berbatasan dengan kampung Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan di Kecamatan Silaen. Asal Pak Jokowi tahu saja, Habinsaran, termasuk di dalamnya Borbor dan Nassau-dua kecamatan hasil pemekaran Habinsaran-menyimpan banyak potensi yang luar biasa. Terutama di sektor pertanian dan belakangan mulai mencuat di sektor energi terbarukan. Pak Jokowi pernah dengar Andaliman? Itu loh Pak, bumbu khas Batak yang rasanya bergetir di lidah. Nah, di Habinsaran itu banyak ditanami penduduk Pak. Haminjon atau kemenyan juga banyak Pak di sana, selain tanaman kopi dan padi sebagai komoditas utama. Potensi tanaman kelapa sawit juga makin bergeliat di sana Pak, ribuan hektar sudah berproduksi sejauh ini.
Oh ya Pak, wilayah Habinsaran dan sekitarnya selama ini memang dikenal sebagai wilayah terisolir karena hanya mempunyai satu akses masuk. Ada sih jalur lain, tetapi sampai sekarang itu belum optimal. Saya dengar, Bupati Tobasa saat ini, Bapak Darwin Siagian berniat untuk membongkar keterisolasian Habinsaran. Caranya dengan membuka akses ke tiga wilayah. Pertama, jalur Borbor ke Garoga (Taput), kedua, jalur Panamparan-Porsea (masih dalam wilayah Tobasa), ketiga, Pagar Gunung-Rantau Parapat (Labuhan Batu). Jika rencana ini benar terjadi, bisa dipastikan Habinsaran dan sekitarnya akan melesat maju. Tetapi itu tadi Pak, sudah cukup lama saya mendengar rencana ini tetapi hingga sekarang belum terwujud.
Ayolah Pak Jokowi, kan sudah berkunjung ke Balige, juga ke Samosir, bahkan Laguboti saat meninjau Kampus DEL milik Bapak Luhut Panjaitan. Berarti Bapak sudah berkunjung ke arah angin Barat, Utara, dan Selatan Tobasa. Nah, tinggal bagian Timur yang belum, Habinsaran kampung kami.
Saya yakin, jika Pak Jokowi berniat ingin ke sana, jalan penghubung Balige-Habinsaran dipastikan akan mulus, tak seperti sekarang kondisinya memprihatinkan. Jalan sepanjang 40 kilometer (dari kampung Pak Luhut) itu seringkali berubah polemik hanya karena berstatus Jalan Provinsi. Pemda Tobasa merasa kurang bertanggungjawab atas nasib jalan itu, sementara Pemprov Sumut mengaku belum punya anggaran. Terus, masyarakat di sana akhirnya pasrah saja, karena sudah letih untuk berjuang tanpa hasil.
Saat berkunjung ke sana, sebaiknya hati-hati saat berkendara juga. Jalanannnya berkelok-kelok sembari memanjat tebing. Bahkan hamparan Danau Toba saja kelihatan dari kampung kami, Pak. Itu saking posisi kampung kami memang berada di ketinggian. So pasti, hawa di sana cukup dingin, maka jangan lupa bawa jaket bomber-nya juga. Tetapi belakangan memang sedikit menghangat, akibat pohon-pohon di sana mulai digunduli. Itu tuh Pak, pabrik pulp yang berlokasi di Porsea, banyak mengangkut bahan baku dari kampung kami.
Begitulah dulu Pak Jokowi, semoga Bapak berkenaan hadir di kampung kami, Parsoburan.
Horas…Horas…Horas…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H