Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Money

Bom Waktu HSE di Tengah Anjloknya Harga Minyak

4 Maret 2017   00:00 Diperbarui: 4 Maret 2017   00:12 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Deepwater Horizon (Foto:deepwaterhorizon.com)

HARGA minyak terjun bebas setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Dari 100 hingga 110 dolar AS per barel melorot jauh hingga 45-50 dolar AS per barel saja. Sebuah pukulan telak bagi seluruh perusahaan minyak di dunia, termasuk di Indonesia. Gelombang PHK pun mulai terdengar, banyak pekerja minyak yang terpaksa dirumahkan, karena pemasukan perusahaan tak lagi sesuai dengan pengeluaran.

Ternyata solusi merumahkan karyawan belum juga cukup. Masih ada cara lain yang ditempuh yakni melakukan efisiensi alias penghematan di seluruh divisi. Jika sebelumnya karyawan diberikan berbagai fasilitas dan tunjangan, kini harus rela mengencangkan ikat pinggang. Demikian seterusnya dilakukan agar perusahaan tetap bertahan.

Tak kalah kena dampaknya, divisi HSE (Health, Safety, and Environment) kerap menjadi sasaran penghematan. Apa boleh buat, HSE terutama bagi perusahaan migas nasional, masih sering dianggap sebagai sebuah biaya (cost). Sementara bagi perusahaan migas asing, HSE sudah masuk kategori aset sehingga harus dijaga keberadaannya. Kendati begitu, perusahaan migas asing juga tetap melakukan efisiensi HSE. Ini terbukti, setidaknya, tercermin dalam film Deepwater Horizon, yang mengisahkan tentang kecelakaan hebat (fatality) pada platform migas lepas pantai. Hanya karena ingin cepat beproduksi, kontraktor minyak tidak lagi memperhatikan aspek keselamatan.

Kini, dengan berpuasanya perusahaan minyak dalam tiga tahun terakhir, sangat mungkin divisi HSE menjadi sasaran penghematan. Lagi-lagi, HSE dianggap sebagai cost bukan sebagai aset. Sehingga yang paling mudah dilakukan adalah mengurangi anggaran divisi yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap produksi. Ya, mengenakan helm atau kacamata saat bekerja memang tidak akan mempengaruhi produksi secara langsung. Berbeda misalnya bila tidak menyediakan pipa, yang dipastikan akan berdampak pada kegiatan produksi.

Namun, di sinilah letak bom waktu itu. Mungkin saat ini belum ada kecelakaan berat yang terjadi akibat adanya pemangkasan divisi HSE. Tetapi akan sangat berpotensi menjadi musibah besar suatu saat nanti. Akankah perusahaan minyak akan mengorbankan karyawannya demi menjaga kestabilan keuangan perusahaan? Semoga saja dewi fortuna masih berpihak kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun