Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemuliaan Alam Semesta

8 Juli 2022   09:35 Diperbarui: 8 Juli 2022   09:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/people-sitting-in-front-of-bonfire-in-desert-during-nighttime-1703314/

Kemuliaan Alam Semesta


Hatiku melonjak dan berdebar
gegap gempita suara terdengar
dari mulut maha besar
suara guruh keluar

Mengguntur dengan suara mengagumkan
besar perbuatan-perbuatan dilakukan
tak tercapai pengetahuan
pada salju berfirman
jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan

Manusia diikat setiap tangan
semua orang tahu perbuatan
binatang liar masuk persembunyian  
taufan keluar dari perbendaharaan
hawa dingin dari utara kemudian

Oleh nafas jadilah es
permukaan air luas membeku tak menetes
awan pun dimuati air merembes
awan pencarkan kilat bak penderes

Seketika terang tiada terlihat
digelapkan mendung pekat
angin berembus bersihlah cuaca sesaat
dari utara sinar keemasan muncul terlihat
diliputi keagungan yang dahsyat

Baca juga: Tidak Curang

Sunter, 08 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun