Ada satu hal yang menggelikan, ketika suatu kali anakku bilang kami baiknya belanja ke sianut. Kami sempat bingung, ternyata yang dimaksud adalah G***t, salah satu hipermarket di permukiman kami dengan logo terdiri dari huruf yang tidak biasa sehingga anakku salah mengeja ...
Ketika pembagian rapor kenaikan kelas, anakku menjadi juara (siapa dulu bapaknya ...?). Aku salami bu guru dengan hangat sambil berulang-ulang menghaturkan terima kasih.
Bukan semata karena anakku juara kelas, tapi rasa syukur karena berhasil melepaskan anakku dari kegelapan orang buta huruf. Sekalian berterima kasih sudah mengingatkanku untuk lebih merendahkan diri, bahwa walau tingkat pendidikan beliau lebih rendah tetapi punya kelebihan dibandingkan diriku si sombong ini.
Hari itu 'kupastikan istriku tidak lupa memberikan amplop ucapan terima kasih yang berisi uang yang isinya mungkin setara dengan beberapa bulan gaji beliau. Itu juga untuk memastikan bahwa bu guru juga merasakan kebahagiaan yang sama dengan yang kami rasakan sekeluarga.
Sesekali kalau mengingat cerita itu, hadiah tersebut kadangkala terasa masih kurang. Betul?
Sunter, 06 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H