Bagi penduduk Jakarta – plus Botabek kemungkinannya – menghadapi kemacetan lalu lintas pastilah sudah bagian dari kehidupan sehari-hari. Sepeda motor dan mobil seakan berhadapan dan bermusuhan dalam mendapatkan space yang sangat terbatas. Tak jarang terjadi gesekan dan benturan yang berakibat baret dan atau lecet pada kendaraan.
Sejak kemarin – karena diperhadapkan dunia nyata, secara khusus di Bekasi – aku dapat inspirasi manakala keluar dari suatu komplek permukiman dan bertemu titik jumpa dengan jalan raya yang selalu macet tiada tara. Bisa bayangkan betapa crowded manakala sebelas lajur mobil keluar komplek perumahan (sepeda motor ‘nggak kehitung karena semrawut …) harus mengerucut menjadi lima saat memasuki jalan raya Bekasi tersebut. Sesama pengendara mobil pun “saling sikut” untuk mendapatkan sedikit celah supaya mobil bisa bergerak maju. Sedikit demi sedikit, sesenti demi sesenti.
Aha! Aku dapat ide. Mengingat pelajaran negotiation skill dengan konsep win and win solution-nya, aku terapkan dengan cara memberikan kesempatan satu mobil untuk masuk ke depanku, lalu aku juga dapat space sedikit dari yang ditinggalkan oleh mobil tersebut. Bagitu mobil di samping aku biarkan masuk ke depanku, aku pun maju dan membentuk lajur yang diikuti oleh mobil di belakang. Demikian berlanjut, satu demi satu, akhirnya barisan menjadi rapi dan kemacetan terurai dan jalan menjadi lancar.
Sila dicoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H