Beberapa dekade lalu, sebagai anak kampung yang ikut orangtua merantau ke Medan, bersekolah adalah suatu keharusan. Sesuai kemampuan ekonomi, maka kami sekeluarga hanya mampu disekolahkan di SD Negeri yang harus ditempuh dengan berjalan kaki dari rumah. Berbarengan dengan kawan-kawan sebaya layaknya satu rombongan, kami menuju sekolah yang sama yang memang tidak banyak ketika itu.
Di sekolah itulah aku mengenal Pancasila. Bertemu dengan kawan-kawan dari kampung lain dengan latar belakang suku yang berbeda. Juga agama, tentunya. Kami bisa hidup rukun walau kadang saling mengejek yang kemudian diakhiri dengan tertawa bersama. Menertawai perbedaan yang sebaliknya menjadikan kami saling mengenal sesama "makhluk aneh".
Ada yang unik yang aku kenang sampai sekarang yang aku belum terlalu paham juga, yakni "kewajiban" menyanyi pada akhir usainya bersekolah untuk hari itu. Nyaris setiap hari, menunggu lonceng berbunyi tandanya murid-murid sudah bisa pulang ke rumah. Entah karena sudah habis bahan pelajaran, apakah karena guru sudah malas dan lelah, atau ada maksud "terselubung" (yang secara positif kemudian aku memahaminya sebagai penanaman jiwa patriot dan cinta bangsa), satu jam sebelum pulang, satu per satu murid disuruh guru untuk maju ke depan kelas untuk bernyanyi.Â
Namanya anak-anak SD, di pinggiran pula, maka lagu yang kami tahu hanyalah lagu-lagu wajib nasional. Dan tahu apa lagu favorit kami?Iya, Garuda Pancasila. Lagu gubahan Sudharnoto tersebut menjadi lagu yang sering dinyanyikan oleh murid-murid. Bukan hanya di kelas kami, tapi juga di kelas lainnya. Sederhana, ringkas, walau tetap ada unsur semangat, dinyanyikan untuk buru-buru pulang memang paling pas ...
Garuda Pancasila, akulah pendukungmu, patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa, pribadi bangsaku
Ayo maju, maju
Ayo maju, maju
Ayo maju, maju!
https://sulsel.suara.com/read/2022/03/15/111736/lirik-lagu-garuda-pancasila-beserta-penulisnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H