Mohon tunggu...
Paras Tuti
Paras Tuti Mohon Tunggu... Guru - Cakrawala Dunia Indonesia-Jepang

Kosong itu penuh. Dan, penuh itu kosong

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tubuh Penuh Lubang

23 April 2014   14:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tubuhku penuh lubang
Lubang-lubang sebesar jurang

Liang telingaku penuh onak
Onak yang halangi jalan darah masuk otak

Otakku penuh duri
Duri-duri runcing tembus telinga kanan kiri

Hatiku penuh rongga
Rongga-rongga serupai kolong-kolong menganga

Lubang dan rongga
Onak dan duri
Lumpuhkan raga
Lumpuhan hati

Mencari pada tiap selipan selipan pojok hati
Pada sela-sela onak penuh duri
Keluar masuk lubang dan rongga
Pada tiap jengkal raga

Penantian panjang penuh resah
Seberkas sinar Yang Kuasa dalam genggam
Masih juga harus kuasah
Tuk terima sinyal dariNya lebih menajam


Akaike, 20140423
Matahari tersenyum manis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun