[caption id="attachment_324384" align="aligncenter" width="603" caption="Pajangan Boneka Hina 3 susun rak"][/caption]
Di Jepang, setiap tanggal 3 Maret, semua yang berbau cewek sontak meriah. Tanggal ini dikenal dengan perayaanひな祭り、hina matsuri, festival untuk merayakan anak perempuan. Doa dipanjatkan agar anak-anak perempuan yang ada di rumah itu sehat lahir dan batinnya.
Mall besar banyak memajang boneka Hina. Toko khusus boneka tradisonal pun dibanjiri para nenek dan kakek yang baru memiliki cucu pertama perempuan. Banyak juga yang tidak membelinya, tapi lebih memilih boneka yang disimpan dari generasi ke generasi, jadi sifatnya mewariskan pada anak dan cucunya
Boneka yang dipajang harus diberesi seminggu setelah tanggal 3 Maret, jika tidak, si anak akan telat nikah, katanya begitu.
[caption id="attachment_324389" align="aligncenter" width="300" caption="Boneka Hina yang dipajang di pelataran sebuah kuil Shinto (sumber no 1) "]
[caption id="attachment_324390" align="aligncenter" width="300" caption=" Boneka Hina modern "]
Pajangannya, jika lengkap ada 7 susun rak. Banyak yang memajangnya hanya 5, atau 3 rak saja, disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi, akhir-akhir ini karena rumah-rumah Jepang banyak yang simpel dan tidak luas, pajangan 7 rak itu tidak begitu diminati. Mereka lebih memilih 3 atau bahkan hanya rak yang ada raja dan ratunya saja. Ada yang sudah disesuaikan dengan jaman, modelnya lebih mirip boneka Barbie.
[caption id="attachment_324391" align="aligncenter" width="300" caption="Harganya ada yang hampir 20 juta rupiah "]
Harganya sangat variatif banget, ada yang lengkap, tapi tidak begitu mahal. Ada yang hanya raja dan ratunya saja, tapi harganya mencapai hampir 20 juta rupiah.
Apa saja yang ada di pajangan itu? Semua yang dipajang adalah mencerminkan simbol dari sebuah kemakmuran, gambaran bak sebuah kerajaan. Secara mudahnya, akan saya terangkan sebagai berikut.
Ada sepasang raja disebut お内裏雛様o-Dairi Bina sama, dan ratu お雛様 o-Hina sama. Ada 2 tanaman yang dipajang, yaitu tachi bana dan bunga ume (bunga persik). Kemudian sebagai hidangannya ada 花あられhana arare, semacam jajanan ringan dan 甘酒ama zake, sake khusus anak-anak, tanpa alhohol, rasanya seperti air tape. Ini melambangkan agar hidup si anak makmur seperti para petani yang dilimpahi panen raya. Karena sake terbuat dari hasil fermentasi beras
Ada ひさし餅hisashi-mochi , kue tradisional jenis mochi yang berwarna pink, putih dan hijau. Pink adalah warna dari bunga persik, simbol datangnya musim semi, diharapkan si anak tumbuh menjadi gadis cantik dan smart. Warna putih, simbol dari kesucian hati, gambaran dari salju yang baru saja berlalu. Kemudian hijau adalah gambaran rumput yang siap dihampiri para gadis kecil untuk masa depannya, terjun ke masyarakat.
Sebetulnya lain daerah lain pula cara merayakannya, di wilayah Provinsi Tottori, ada juga yang merayakannya dengan boneka Hina yang dihanyutkan ke sungai, sebagai harapan agar hidup si anak mengalir seperti sungai yang tenang.
Sebagai orang asing beberapa kali diundang keluarga homestay untuk merayakan bersama dan mengikuti kelas-kelas origami yang diselenggarakan oleh sekelompok volunter. Boneka memang tidak lepas dari anak perempuan. Saya pikir, di Indonesia pun ada. Berharap ada teman lain yang menulis cerita tentang boneka seperti festival boneka Hina ini.
[caption id="attachment_324395" align="aligncenter" width="123" caption="Penulis, dalam dimensi 24 tahun silam, bersama kel homestay (dok pribadi)"]
Sumber foto dari:
1.http://www.origami-club.com/hina
2.yukinkohouse.jugem.jp
3. Beberapa brosur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H