Mohon tunggu...
Parassae
Parassae Mohon Tunggu... Freelancer - Berakadlah dengan Allah

Hanya wanita lemah yang mengemas kekuatan dengan diam dan sabar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bayang-bayang Dulu

12 April 2022   10:56 Diperbarui: 12 April 2022   11:00 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku selalu rindu,
Pada bayang-bayang dulu,
Mungkin sama denganmu,
Merindu yang sedang tak bisa lagi ditemu.

Seandainya seutas tali itu bisa mengikat kelu,
Ingin aku ulur hingga habis tak bersisa sedikitpun.
Aku rindu pada bayang-bayang dulu,
Sesosok syahdu yang mendekapku dalam tatap sendu.

Aku kini rancu,
Kusematkan pilu dalam layang-layang terbang mengangkasa,
Harapku tak lagi beribu-ribu,
Hanya ingin mengudara sejenak melepas taksa.

Aku adalah bayang-bayang masa lalu,
Sementara dirimu telah meninggalkanku,
Aku rindu bayangmu,
Sesosok syahdu yang masih kurasakan dalam kalbu.

Purbalingga, 12 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun