Mirisnya negeri ini, seorang ibu muda pemilik rental PS di Jambi melakukan pelecehan terhadap 11 anak yang terdiri atas anak laki-laki dan perempuan. Pelaku berinisial YN masih berusia 25 tahun menyuruh para korban untuk memegang alat vitalnya dengan cara mengancam korban, tatkala suami pelaku tidak ada dirumah. Korban diminta untuk melihat hubungan badan pelaku dengan suaminya melalui jendela yang sengaja dibuka oleh pelaku. Kasus ini masih berlanjut, diduga korban lebih dari 11 anak.
Kasus pelecehan terhadap anak - anak sudah banyak terjadi. Berdasarkan KemenPPPA kasus kekerasan seksual terhadap anak -anak pada tahun 2022 tercatat sebanyak 9.588 kasus, mengalami peningkatan sebesar 4.162 kasus dari tahun sebelumnya. Kekerasan seksual akan berdampak pada kondisi psikologis korban, apabila tidak segera diberikan pertolongan dan pendampingan akan menyebabkan gangguan jiwa.
Hal yang patut kita soroti dengan adanya kasus ini yaitu rusaknya fitrah keibuan yang seharusnya menjadi kunci berhasilnya suatu generasi. Seorang ibu semestinya menjadi Al - ummu Madrasah Al - ula  atau madrasah utama, bertanggung jawab mengajarkan akidah, akhlak serta menjadi teladan baik bagi anak- anaknya. Allah memberikan kedudukan mulia bagi seorang ibu, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan imam muslim " Seorang laki - laki bertanya kepada Rasulullah SAW: 'Siapakah orang yang paling berhak kubaktikan diriku kepadanya?'. Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu'. Ia bertanya kembali: 'Kemudian siapa lagi?'. Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu'. Ia bertanya lagi: 'Kemudian siapa lagi?'. Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu'. Ia bertanya lagi: 'Kemudian siapa lagi?'. Rasulullah SAW menjawab : 'Ayahmu'."
Lantas mengapa oknum kekerasan seksual yang merupakan seorang "ibu muda" memiliki perilaku yang bertolak belakang dengan fitrah keibuan. Tentu kasus ini tidak lepas dari diterapkannya sistem Sekuler-Kapitalisme. Pemisahan agama dari kehidupan, manusia hanya mengejar kesenangan jasadiyah sebagai tujuan hidup. Peran seorang yang seharusnya menjaga, mendidik dan mengajarkan hal yang baik, justru mencekoki anak - anak dengan konten porno yang dapat memberikan dampak pada kondisi psikologis anak.
Untuk apa umat bergantung pada sistem sekulerisme yang ujungnya pasti akan menimbulkan kerusakan. umat harus kembali merujuk pada al-Quran dan Sunnah. Diterapkannya Islam kaffah dalam kehidupan menjadi satu -satunya solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H