Selamat siang, Kompasioner.
Sudah hampir 2 bulan lalu, Gubernur DKI Jokowi dinyatakan memenangi pertarungan Pilpres 2014 melawan Prabowo. Dengan presentase suara pemilih melebihi 50%, sahihlah Pak Jokowi menjadi Presiden Terpipilih 2014. Tinggal menghitung hari, detik demi detik (kok jadi lagunya KD?hee..) Pak Jokowi akan terlegitimasi untuk memimpin NKRI tercinta ini.
Gambaran perubahan, pembaruan, dan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat sudah nampak di pelupuk mata ‘rakyat’. Tinggal kita tunggu implementasi dan aplikasi dari janji-janji surgawi Pak Jokowi ketika promosi (-kampanye).
Namun, sebagaimana semestinya dinamika politik yang turun naik, selama masa menanti pelantikan Pak Jokowi, sudah banyak kejadian politik yang terjadi. Ingat, dalam politik, jangan pakai perasaan (karena ini bukan masalah pacaran, apalagi pernikahan). Yang paling hangat adalah suasana DPR. Wakil-wakil kita yang terhormat sedang unjuk kekuatan, saling pasang badan, pamer aji-aji dan pusaka politik dalam setiap manuvernya.
UU MD3, Pilkada melalui DPRD, adalah produk terbaru yang menuai pro-kontra masayarakat. Belum lagi pemimpin DPR yang notabene anggota KMP, ditengarai membuat posisi tawar Pak Jokowi goyah di parlemen. Pun begitu jika dalam pemilihan ketua MPR nanti, pihak KMP yang menang.
Dengan kondisi seperti ini, benarkah Pak Jokowi masih bisa menjadi Presiden? Dalam arti yang sesungguhnya? Pemegang kekuasaan, pembuat keputusan, pengambil kebijakan? Atau hanya sebatas simbol belaka?
Merangkai kejadian di atas memang sulit dicari pangkal ujungnya, apa sebenarnya motivasi KMP, atau counter apa yang sudah dipersiapkan kubu Jokowi. Tapi, sebagai pengamat abal-abal, saya memprediksi bahwa Pak Jokowi akan tertatih-tatih pada masa awal pemerintahannya. Apalagi jika beliau ‘dipaksa’ membuat kebijakan yang tidak populer. Resikonya? Pemakzulan. Yang diuntungkan adalah KMP..!! eitss tunggu dulu, bukan..bukan KMP, tapi sosok yang selama ini ada disamping Pak Joko, yang selalu menemani disetiap kehadiran Pak Jokowi, bahkan fotonya berdampingan dalam satu kolom yang sama pada kertas Pilpres, kolom no 2.
Benarkah begitu?
“Dont get drown in politics, we may sad or mad or even glad, but then again, it’s just politics.”
-TYP-
Salam Ngawur.
Kawasan Sudirman, 06 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H