Mohon tunggu...
Angga Puspita
Angga Puspita Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga Penulis lebih suka buku cerita anak, suka berbisnis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Itu Mertuamu, Tapi Ini Hidupku

15 Mei 2024   02:15 Diperbarui: 15 Mei 2024   03:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tin,,tin,,tin,, suara klakson motorku sudah berkali-kali kubunyikan tapi mobil berwarna biru tetap tidak bergerak, padahal tidak ada lampu merah. Dengan kesal aku ke sebelah mobil dan kulihat mobil mereka sedang rusak.

Kulirik di jendela mobil duduk seorang ibu yang memeluk balita. Dengan rasa iba ku ketok jendela mobil dan memberi isyarat dan berkata apa butuh bantuan. Ibu tersebut pun menyetujuinya. 

Aku meminta pengendara lain untuk terus maju dan memberitahu kondisinya. Beberapa ada yang mau membantu untuk mendorong mobilnya. Setelah mobil di pinggir jalan ibu itu turun dari mobil dan menghampiri untuk mengucapkan terimakasih.

Tetapi aku heran karena suaminya langsubg bergegas pergi. Agak sedikit kesal karena istrinya ditingalkan sendiri dengan seorang balita. Dengan kesal dan penasaran akhirnya aku bertanya. "Ibu itu suami nya mau kemana?,," dengan tersenyum ibu itu menjelaskan itu anaknya dan sedang terburu-buru menuju rumah sakit karena istrinya pendarahan dan harus dioperasi.

Dengan tersenyum malu aku meminta maaf. Sudah salah sangka. "Nama ibu Soraya, kalo teteh gax keberatan ibu mau ajak teteh ke toko Ngeteh dulu,," kata ibu soraya yang leluasa mengandeng tanganku dan mengendong cucunya.

Ibu soraya pun bercerita bahwa dulu dia menikah muda dan langsung mempunyai anak sehingga diusia muda ia sudah memiliki cucu. Menantunya sedang hamil tua dan masih ingin bekerja. Entah kenapa terjadilah pendarahan dan harus di operasi. 

Dengan penuh kasih sayang aku melihat ibu itu menyuapi cucunya. Sebenarnya aku ingin berlama-lama dan mendengar cerita ibu soraya . Tapi aku harus menjemput anakku dan menyiapkan makan malam.

Segera aku meminta ijin untuk pergi dan bergegas menjemput anakku. Tampak wajah semberut karena menunggu agax lama. Dirumahpun aku harus menyiapkan makan malam. Didapur aku mengingat apa yang ceritakan oleh ibu soraya.

Alangkah enaknya menantunya ibu soraya, ibu soraya tidak sungkan untuk membantu menjaga cucunya tanpa pamrih. Mungkin berbeda terbalik dengan mertuaku. Tapi aku teringat sebuah kalimat "rumput tetangga lebih hijau dan indah dibandingkan rumput sendiri".

Tidak ada yang tau apa yang sudah di lalui ibu soraya dengan menantunya dan yang pasti hidupku akan selalu indah dengan semua tingkah anakku. Aku bersyukur karena bisa melihat perkembangan anakku sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun