Dengan adanya implementasi kurikulum merdeka, guru dituntun lebih kreatif dalam menyampaikan materi pada pembelajaran. Bagaimana menjadikan siswa sebagai pusat belajar, menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk lebih berinovasi. Tidak terkecuali bagi guru SMK yang mengajar produktif atau kejuruan, tidak hanya dituntun mempunyai ketrampilan dalam mentransfer materi kepada siswa. Tetapi juga guru diwajibkan mempunyai kreatifitas dan inovasi, sehingga dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan riang, bahagia tanpa mengurangi substansi dari ilmu yang akan diberikan. Metode jigsaw bisa menjadi salah satu solusi, untuk membangkitkan motivasi siswa belajar terutama menstimulasi siswa untuk berfikir kritis, kreatif, berinovasi, dapat berkomunikasi dengan baik dan berkolaborasi.
Istarani (2014, hlm. 81) mengatakan bahwa metode pembelajaran jigsaw adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.
Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Jigsaw Setiap siswa yang ada di “kelompok awal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran.
Para siswa kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materi lainnya ini mereka akan pulang ke kelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota lainnya. Semua siswa dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman. Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” – dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda.
Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru. Setelah menguasai materi baru ini, semua siswa pulang ke “kelompok awal” dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw.” Seperti dalam “jigsaw puzzle” (teka-teki potongan gambar), setiap potongan gambar – analogi dari setiap bagian pengetahuan – adalah penting untuk penyelesaian dan pemahaman utuh dari hasil akhir.
Tertarik untuk mengimplementasikan metode jigsaw dalam menghadapi tantang merdeka belajar? Silakan mencoba... :-)
Penulis: Paramita Sekar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H