Mohon tunggu...
Paramita Dahlan
Paramita Dahlan Mohon Tunggu... -

Belajarlah untuk menuju kesempurnaan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sadar

10 Juli 2011   00:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:48 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah kenapa semangat menulisku hilang….hampir setengah tahun aku tidak menyentuh diaryku banyak kisah luput untuk kutulis. Waktuku tersia-sia hanya memikirkan hal sedih tak beguna. Allah apa ini hukuman buatku, ampunkan hambaMu ini.

Teman dekatku pernah berkata lewat surat perpisahnnya “bahwasannya diriku adalah seorang pemikir,perasa,peduli…tak selamanya sikap seperti itu baik, ada kalanya kita harus mengambil keputusan tanpa harus menghiraukan orang lain, saat kita sudah memutuskan yang terbaik menurut kita dan itu tidak melanggar syariat serta tidak merugikan/menganggu orang lain maka lakukanlah!”.

Saat itu aku baru sadarternyata aku selama ini salah… salah karena terlalu memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu aku pikirkan dan aku rasakan serta aku pedulikan, aku sudah terlalu berlebihan. Keputusanku untuk pulang tepat kawan bahkan sangat tepat tak perlu engkau cemas melepaskan diriku karena aku sudah sadardan aku sudah bisa mengambil hikmah dari semua kejadian kemarin.

Seminggu disana cukup menjadi pelajaran buatku betapa selama ini aku kurang bersyukur dengan apa yang sudah aku dapatkan. Ternyata aku memiliki banyak sodara yang perhatian dan menyayangiku apa adanya, tidak mengharap apa-apa, tulus. Selama ini aku tidak begitu mengacuhkannya dan aku sangat bersalah. Terasa kini kalian sangat berarti buatku.

Saat aku sudah menginjakkan lagi kakiku di bumi Darussalam ini sempat terasa gamang apakah aku bisa tapi aku berusaha menyakinkan diri kalau aku mampu menghadapinya. Aku mencoba menjalani hari-hariku tanpa mengingat masa lalu dan satu hal yang harus aku ingat tidak ada yang istimewa semuanya sama.

Kini aku harus mampu menyongsong masa depan gemilang, nasehat orang tuaku, sodaraku, orang tua angkatku, sodara lingkaranku, dan sahabat-sahabat dekatku akan aku ingat. Masa lalu adalah mimpi indah, masa depan adalah proyeksi,hiduplah hari ini krn proyeksi sebuah perjuangan menjadi yg terbaik di hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun