Mohon tunggu...
Paramadina Y
Paramadina Y Mohon Tunggu... -

Lahir di Semarang, kuliah di Surabaya. Jalan jalan adalah hobi yang mengasikkan seperti menulis. Selain lewat blog tulisan saya ingin dibaca banyak orang disini. enjoy

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertamax? Solusi Paling Tepat

15 Agustus 2012   17:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:43 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertamax? Solusi Paling Tepat

Tahukan anda bahwa harga bahan bakar minyak (bbm) tertinggi saat ini mencapai $9,58 atau sekitar Rp. 23.000 per liter? Ya, menurut data yang dilansir oleh Business Insider harga bbm tertinggi ini dipegang oleh negara Eritrea. Sedangkan negara Venezuela memegang peringkat pertama sebagai negara dengan bbm termurah yaitu sebesar $ 0,05 atau sekitar Rp. 585 per liter. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Hingga saat ini belum ada data pasti yang menyebutkan bahwa Indonesia memiliki harga bbm paling tinggi. Namun berdasarkan data diatas bisa disimpulkan bahwa Indonesia memiliki harga bbm yang berada dikisaran rata rata. Tidak mahal dan tidak murah alias sedang sedang saja. Ini bisa dilihat dari harga yang dibandrol untuk satu liter bbm seperti premium, pertamax dan juga pertamax plus. Walaupun untuk premium hingga kini masih mendapatkan subsidi dari pemerintah namun harga tersebut masih tergolong sangat wajar.

Hal ini berbeda dengan persepsi masyarakat yang menganggap bahwa wacana kenaikan harga minyak beberapa bulan lalu adalah keputusan yang salah. Karena memang saat itu harga minyak dunia sedang naik dan secara langsung berdampak pada harga minyak di Indonesia. Akibatnya bukan hanya harga bbm yang naik tapi juga mempengaruhi sektor lain seperti sektor pangan. Tentunya hal ini makin membebani masyarakat.

Saat ini mindset yang dimiliki oleh bangsa Indonesia masih berorientasikan pada harga yang murah. Namun soal kualitas masih menjadi persoalan nomer dua dalam memilih suatu produk. Demikian halnya dengan penggunaan bbm berupa premium yang hingga kini masih menjadi idola karena lebih murah. Menurut sebuah penelitian yang dikutip dari Kompas edisi 17 Februari 2012, mengungkapkan bahwa pengguna bbm bersubsidi kurang lebih 50% pengguna mobil, 40% pengguna sepeda motor dan 7 % kendaraan umum. Dari jumlah tersebut bisa dilihat bahwa pengguna kendaraan bermotor di Indonesia cukup banyak.

Namun hingga kini masyarakat belum bisa memberikan sikap untuk memilih bbm yang cocok untuk kendaraan mereka. Sayangnya trend yang ada di masyarakat masih menggunakan bbm jenis premium baik untuk jenis mobil dan motor. Banyak dari mereka yang mempertimbangkan dari segi ekonomi dan mengabaikan permasalahan keawetan mesin. Padahal justru pilihan ini akan menguras lebih banyak biaya yang lebih besar nantinya. Padahal sebenarnya pembatasan mobil oleh pemerintah dalam menggunakan premium bisa menyehatkan kendaraan.

Hal tersebut merupakan salah satu contoh karakteristiknya, contoh yang lain adalah bbm jenis premium, pertamax dan pertamax plus masing masing memiliki karakteristik tersendiri juga. Jika ditelisik lebih dalam, disamping harga bbm itu sendiri sebenarnya memutuskan memilih bbm untuk kendaraan merupakan hal yang sangat penting. Penggunaan premium dan pertamax sangat mempengaruhi kondisi kendaraan. Karena kurangnya pemahaman dan informasi akan penggunaan bbm yang sesuai dengan mesin kendaraan juga merupakan faktor besar yang mempengaruhi (Suprapto 2012).

Oleh karena itu seorang pengendara harus cerdas dalam memutuskan jenis bbm yang akan digunakan. Pilihan tersebut bukan karena murah tapi berangkat dari pemahaman terhadap spesifikasi mesin kendarannya. Pilihan tersebut mutlak diperlukan karena terbukti daya beli kendaraan masyarakat Indonesia tergolong diatas rata rata (Kapanlagi 2012).  Secara tidak langsung orang yang mampu membeli mobil mewah di Indonesia mampu membeli mobil yang harganya bisa mendapatkan dua sampai tiga unit jika dinegeri asal mobil tersebut. Secara tidak langsung hal tersebut seharusnya menunjukkan adanya korelasi antara meningkatnya kendaraan mewah dengan pilihan bbm untuk kendarannya. Karena pengendara yang cerdas akan memahami penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan mesin kendaraan.

Penggunaan pertamax mungkin bisa menjadi solusinya. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa kini saat nya memikirkan bukan hanya faktor ekonomi namun juga kualitas. Jika dibandingan dengan bbm jenis premium, pertamax memiliki beberapa keunggulan. Misalnya Pertamax mempunyai nilai Oktan 92 yang artinya semakin tinggi oktan maka pembakaran akan lebih sempurna. Sehingga mesin kendaraan bisa lebih awet dan meningkatkan kemampuan mesinnya.

Pertamax sendiri merupakan salah satu bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya dikilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Pertamax ini ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan electronic fuel injection dan cataly converters. Selain itu Pertamax juga bebas timbal dan menghasilkan Nox dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan bbm lainnya (Wikipedia 2012).

Dibalik keunggulan untuk mesin kendaraan yang telah dijelaskan diatas, Pertamax juga ramah lingkungan. Ini dibuktikan dengan penggunaan pertamax pada kendaraan bermerek Daihatsu Xenia yang menyambut standart gas buang atau emisi Euro 3 pada 2014. Euro 3 merupakan salah satu standart emisi hidrokarbon dan karbon monoksida bagi kendaraan baru yang dapat diterima di negara negara Uni Eropa. Namun selama ini pemerintah masih menerapkan standart Euro 2 di Indonesia.

Lalu sejauh ini bagaimana penggunaan pertamax di Indonesia? Menurut data yang dikutip dari Kompas.com (2012) penjualan pertamax terus menunjukkan kenaikan sebesar 16,3 persen. Ini merupakan salah satu dampak penerapan kebijakan pelarangan pemakaian bbm bersubsidi bagi mobil dinas sejak 1 Juni.  Selain itu Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas bumi juga gencar melakukan sosialisasi yang bertajuk Pertamaxisasi.

Pertamaxisasi digunakan untuk mendorong pengguna kendaraan agar beralih ke bbm jenis pertamax. Hal ini dilakukan dnegan meperbanyak outlet pertamax dan memasang stiker berisi anjuran agar masyarakat memakai bbm nonsubsidi agar penyaluran bbm bersubsidi tepat sasaran dan tepat volume. Memang cara cara seperti ini mutlak harus dilakukan sebagai himbauan dan pengingat kepada masyarakat.

Pertamina memang selalu pro aktif dalam menyampaikan pesannya kepada masyarakat. Karena memang mindset serta kebiasaan masyarakat Indonesia harus dirubah dengan proses yang tidak singkat. Karena bbm menyangkut hajat hidup orang banyak. Dan alangkah bijaknya jika pemerintah, swasta dan masyarakat bersama sama menjaga sumber daya alam tersebut dengan cara cara cerdas diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Bussinesinsider.com

Editor. 2012. Indonesia vs mobil mewah mesin kapasitas besar. Dikutip pada 13 Agustus 2012, dari http://id.berita.yahoo.com/indonesia-vs-mobil-mewah-mesin-kapasitas-besar-083000339.html

Editor. 2012. Volume penjualan pertamax. Dikutip pada 15 Agustus 2012, dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/06/26/02490778/Volume.Penjualan.Pertamax.Naik

Hard. 2012. 10 negara dengan harga bbm termahal di dunia tahun 2012. Dikutip pada 13 Agustus, dari http://uniqpost.com/36068/10-negara-dengan-harga-bbm-termahal-di-dunia-tahun-2012/

Hard. 2012. 10 negara dengan harga bbm termurah di dunia tahun 2012. Dikutip pada 13 Agustus, dari http://uniqpost.com/36571/10-negara-dengan-harga-bbm-termurah-di-dunia/

Google.com

Kapanlagi.com

Kompas.com

Suprapto, Hadi. 2012. Mobil anda harus pakai pertamax, apa gunanya?. Dikutip pada 13 Agustus, dari http://fokus.news.viva.co.id/news/read/304341-mengapa-mobil-dilarang-pakai-premium-

Wikipedia.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun