Mohon tunggu...
Paramadina Y
Paramadina Y Mohon Tunggu... -

Lahir di Semarang, kuliah di Surabaya. Jalan jalan adalah hobi yang mengasikkan seperti menulis. Selain lewat blog tulisan saya ingin dibaca banyak orang disini. enjoy

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Abdi Lingkungan : Sempat Dijuluki Pemulung Kini Malah Disanjung

21 Mei 2012   21:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:00 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337662294498982250

Kecintaannya pada lingkungan membuat wanita yang satu ini dipercaya menjadi fasilitator lingkungan sejak tahun 2006 hingga kini. Berawal saat ia menjadi kader lingkungan di kelurahan Karah, kini wanita yang memiliki nama lengkap Prahmanariza Hariono ini menjadi salah satu tokoh fasilitator lingkungan di Surabaya. Maka tak heran jika selama ini Riza lah yang selalu membawa nama Kelurahan Karah melaju di ajang perlombaan kebersihan tingkat kota misalnya Merdeka Dari Sampah dan Green and Clean. “Kami dari kelurahan Karah ini tidak pernah absen mengikuti dua lomba itu dan alhamdulilah selama ini selalu masuk nominasi sepuluh atau lima besar,” kata wanita kelahiran 10 Februari 1957.

Lingkungan bisa jadi merupakan magnet utama nya dalam melakukan semua itu. Bagaimana tidak, selama bertahun tahun Riza tak pernah bosan mendenggungkan kepada para tetangganya untuk cinta dan peduli lingkungan. “Awalnya memang sulit untuk menyadarkan masyarakat supaya cinta lingkungan tapi saya tak hanya bicara tapi terjun langsung dan terbukti membuat masyarakat kini banyak yang mengikuti jejak saya,” tambah Riza. Namun siapa sangka sebelum kesuksesan Riza sebagai fasilitator lingkungan seperti saat ini, dirinya pernah mendapatkan julukan pemulung.

Hal tersebut dikarenakan hobi Riza yang suka mengumpulkan botol plastik dan melipat kerdus bekas jajan. Naluri Riza yang tidak bisa diam saat melihat sampah berserakan memang sempat menuai cibiran dari para tetangganya. Namun karena kebiasaannya yang dianggap aneh oleh para tetangganya itu, malah akhirnya membuat mereka mengikuti jejak Riza. “Saya memberikan pengertian kepada mereka jika sampah juga bisa bernilai ekonomi, misalnya botol plastik yang dikumpulkan dan dijual bisa jadi uang,” urai Riza. Dan kebiasaan kecil itu masih terus berlanjut dan semakin menular ke para tetangga Riza. Beruntungnya beberapa tahun terakhir warga Kelurahan Karah sudah memiliki Bank Sampah yang makin membuat warganya semangat.

Walaupun dalam kesehariannya Riza berprofesi sebagai ibu dari empat anak namun tak membuat Riza hanya berkutat didalam rumah saja. Berbagai pelatihan sebagai fasilitator lingkungan hingga menjadi narasumber diberbagai seminar lingkungan ia jalani disela sela waktunya. “Saya pernah memberikan pelatihan lingkungan di Bandung dan saya senang sekali karena para peserta sangat antusias sampek akhirnya tiap hari telpun di rumah saya nggak pernah berhenti berdering,” cerita Riza. Tak hanya peserta yang pernah mengikuti pelatih Riza di Bandung bahkan dibeberapa kota yang pernah ia singgahi mereka selalu tak puas hanya belajar sekali bersama dirinya. Oleh karena itu Riza sangat senang ketika salah satu peserta menelpun dirinya dan mengabarkan bahwa mereka sukses membawa kelurahannya menang juara 1 dalam event Green and Clean.

“Kalo sudah mendengar ada yang sukses seperti itu rasanya kepuasan batin, akhirnya ilmu saya bermanfaat untuk orang lain,” terang wanita yang kini menjabat sebagai Humas Wilayah Surabaya Selatan di Paguyuban Fasilitator se-Surabaya. Dari beragam kegiatan yang telah ia lakukan Riza mengaku mendapatkan banyak manfaat positif seperti yang ia rasakan saat ini yaitu mengenal banyak pejabat hingga bu Wali Kota Tri Rismaharini.

“Saya bersyukur sampai sekarang punya banyak temen dari berbagai kalangan,” cerita Riza. Namun nama Riza mungkin asing bagi para fasilitator lingkungan Surabaya. Karena memang Riza lebih akrab di sapa ‘nenek’ ketimbang nama aslinya. Hal tersebut karena Riza sering dimintai masukan, solusi dan dianggap sebagai orang yang dituakan diantara para fasilitator lingkungan lainnya.

Kini berkat kerja keras Riza, kelurahan Karah RT 04 RW 05 yang dulunya sering mengalami penyakit demam berdarah lambat laun mulai berkurang. “Sebenarnya susah menyadarkan warga unuk cinta lingkungan, tapi memang harus dilakukan secara terus menerus dan kuncinya adalah ikhlas,” ungkap peraih predikat Pejuang Lingkungan dalam ajang Merdeka Dari Sampah ditahun 2008 ini.

Selain itu tugas Riza kedepan bukan makin ringan karena surabaya sudah menjadi kota yang terbilang bersih sehingga tugas selanjutnya adalah membagikan ilmu kepada wilayah lain.  “Saya ingin selanjutnya ada Riza Riza lain yang mau melakukan seperti apa yang saya lakukan,” harap Riza. (din)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun