Mohon tunggu...
Parahita Wati
Parahita Wati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis | Psikolog RSUD Pandan Arang Boyolali | Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jateng | HIMPSI Wilayah Jateng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Komunikasi Itu Sangat Penting?

28 Mei 2023   11:18 Diperbarui: 28 Mei 2023   11:21 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berawal dari kesal dengan seorang suami yang mungkin melakukan kesalahan di mata seorang istri. Tapi suamipun tidak merasa bersalah atas apa yang dilakukannya, mungkin ia berfikir bahwa apa yang di lakukannya itu hanya sebuah keisengan atau hanya sekedar hiburan, sedangkan apa yang dilihat seorang istri itu suatu hal yang membuat kesal sebenarnya, bahkan kekesalan itu membuatnya cemburu dan berbuahlah rasa jengkel didalam hati sang istri. Pertama istri bertanya kepada suami apa yang dilakukannya saat itu, tapi suami menjawabnya mungkin dengan bercandaan atau kejujuran, tapi yang jelas bagi sang istri itu sangat membuat kesal dirinya bahkan ia merasa suami menyenangi hal itu karena ia menjawab hanya keisengan saja karena belum ada pekerjaan, setelah istri bertanya tadi sang suami lanjut menjawab sekarang sudah ada pekerjaan, menambahlah deretan kekesalan dalam hati sang istri. Ok akhirnya sang istri mulai kesal tetapi istri berharap suami menyadari hal itu dan segera minta maaf bukan hanya jawaban keisengan saja, seolah-olah dalam pikiran si istri ia mendapatkan kesenangan dari keisengan tadi yang berarti bahagia di atas kekesalan dirinya. Itulah pikiran dan perasaan sang istri saat itu. Pada dasarnya perempuan selalu menggunakan perasaan untuk menanggapi sebuah masalah, sedangkan laki-laki menanggapi sebuah masalah menggunakan pikiran atau logikanya. Hal itu sesuai dengan teori John Gray pada bukunya yang berjudul Men from Mars, Women from Venus bahwa "perempuan berpikir dengan perasaan atau emosi, sedangkan laki-laki mengedepankan logika".


Akhirnya suami mungkin menyadari kekesalan sang istri, suami berusaha mencairkan suasana dengan memberikan pertanyaan masalah pekerjaannya lewat WhatsApp kepada istrinya, tetapi karena sang istri masih dengan pikiran dan kekesalan dalam hatinya akhirnya ia menjawab dengan kesal dan singkat. Sang istri masih berharap suaminya akan menyadari perbuatannya itu dan segera meminta maaf kepada istrinya mungkin secara tidak sengaja membuat kesal hatinya. Tapi percakapan mulai dingin sedangkan apa yang diharapkan si istri tidak kunjung datang, akhirnya menambah lagi kekesalan dalam diri istri. Ok dari tadi bahas istri ya, apa kabar si suami?? Yang jelas suami akan berfikir istrinya kenapa? tiba-tiba gak jelas marah/ngambek, gak logis kalau hanya masalah sepele kok marah dan ditambah suami gak suka dengan cara istrinya menjawab. Intinya gak jelas dan sepele karena ia tidak merasa melakukan kesalahan yang besar dan bahkan yang ia lakukan itu menurutnya tidak bersalah.
Komunikasi yang akhirnya menjadi sangat buruk bahkan menambah bumbu dalam permasalahan sebelumnya yang berawal dari perasaan kesal istri dan menular ke suami juga menjadi kesal dengan perbuatan istrinya yang gak jelas. Adanya bumbu tadi, yang berawal dari perasaan kesal berubahlah menjadi sama-sama marah, sama-sama tidak merasa dihargai dan berakhir memuncak lah perasaan itu dan memilih sama-sama diam.


"Pak suami mohon maaf seorang perempuan yang tipenya seperti itu, ia butuh diisi tangki cintanya menggunakan gombalan dari pak suami gak lebih dari itu, tapi menurut pak suami itu hal yang norak sia2 kan, coba bayangkan hanya mengucapkan kata aku sayang kamu/ i love u atau sekedar kata maaf yang mungkin anda merasa tidak bersalah, hanya diucapkan gratis gak beli tapi bisa bikin hati istri berbunga-bunga masak terasa berat atau mungkin ciuman dan pelukan yang butuh berapa detik sih untuk dilakukan tapi terasa berat dilakukan jika itu tidak terbiasa, begitupun hal sepele yang dianggap pak suami itu suatu keisengan tapi bisa berdampak besar bagi perasaan istri lho. Makanya menjaga dan membuat hati seorang istri bahagia itu berat walaupun gratis." 

Sesuai dengan hadist dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Istri itu (terkadang) seperti tulang rusuk (yang bengkok dan keras). Jika kamu luruskan, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu (biarkan, dan tetap) menikmatinya, maka kamu menikmati seseorang yang ada kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya".

Jadi jika seorang suami menyadari kebengkokan istrinya seperti halnya tulang rusuk yang bengkok dan keras tadi, semuanya akan terasa nikmat.

Apa yang terjadi dalam kasus pasangan diatas?

Kurangnya komunikasi, mari kita bedah satu persatu.

  • Pertama siapa yang salah?? suami kah atau istri kah??

Sebenarnya mereka berdua sama-sama salah, kenapa memang berawal dari suami yang tanpa sengaja dan ia sadari melakukan kesalahan tapi respon istri yang kesal dimata suami ngambek yang gak jelas tadi menurut suami menjadi sebuah kekesalan baginya. Karena tidak ada komunikasi berbuahlah menjadi masalah yang besar.

  • Kedua siapa yang harusnya memulai pembicaraan untuk menyelesaikan semuanya?
    Siapa saja boleh gak harus suami dulu, atau istri dulu.

Kenapa? Gengsi? Kok jadi gengsi ya, karena beratnya dimana sih memulai pembicaraan dulu?
Ok perempuan jika kesal ia akan diam dan akan melakukan hal-hal yang sangat menyebalkan bagi laki-laki karena gak masuk logika berfikirnya.

Dalam kasus diatas:

Istri pasti ingin suami memulai terlebih dahulu meminta maaf karena ia merasa yang bersalah suami, sedangkan suami juga begitu kenapa istrinya berbuat hal yang menyebalkan tanpa sebab dan membuatnya menjadi singa yang kejam dan dingin bagi istri, sehingga suami juga tidak ingin meminta maaf dan memulai percakapan terlebih dahulu.
Kalau seperti ini terus dan tidak ada komunikasi dari pasangan mau jadi apa? Pasangan kita tidak bisa mendengar, melihat ataupun merasakan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan saat ini. Bayangkan bagaimana kondisi dalam rumah tangga dengan pasangan yang saling diam betapa serasa neraka ya, adanya pasti gak nyaman, berat, panas dan membuat ingin pergi dari rumah. Diam terkadang memang dibutuhkan untuk meredam emosi sesaat agar ketika kita bicara tidak asal bicara, tetapi jangan terlalu lama diam karena tidak dapat menyelesaikan masalah, bukan diam solusinya tapi komunikasilah, bicaralah segera setelah emosi anda sudah bisa diterima dan bahkan mereda.

Yuk mulai percakapannya tanpa melihat siapa yang salah.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami ; hubungan ; kontak , sedangkan menurut Edward Depari menjelaskan komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandug arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan pada penerima pesan. Maksud pesan disini seperti menyampaikan Amanah dengan melalui komunikasi langsung atau bertatap muka sama penerima pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun