"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Ayat ini menjelaskan bahwa kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyeru ajaran-ajaran-Nya dengan cara hikmah (baik). Baik berarti tidak dengan kekerasan, penindasan apalagi keangkuhan.
Ketiga hal tersebut merupakan perintah langsung dari Allah SWT melalui berbagai firman-Nya. Sehingga secara tidak langsung ketika kita melaksanakan titah Allah SWT, maka Dia tidak segan untuk kembali menolong kita selaku Hamba-Nya. Â Sebagaimana hukum "kausalitas" yang dicetuskan oleh Aristoteles bahwa adanya "akibat" dikarenakan adanya"sebab".
Melalui berbagai ayat di atas kita dapat menganalogikan hal yang sama, yakni adanya "pertolongan" karena adanya proses "menolong". Dengan begitu kita tidak perlu lagi memelihara "keraguan" atas "pertolongan" sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah SWT jika kita sudah"menolong"agama-Nya.
Daftar Pustaka
https://quran.kemenag.go.id/sura/2/143
https://quran.kemenag.go.id/sura/5/2
https://quran.kemenag.go.id/sura/47/7
https://quran.kemenag.go.id/sura/16/125
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H