Mohon tunggu...
Parada White
Parada White Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tetapi hati nurani kita selalu mengingatkan langkah kita yang kadang salah melangkah. Dengarkanlah !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diperkosa Malah Keenakan

24 Juli 2014   17:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:22 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hahahahahah,

Maaf sekali kepada rekan-rekan kompasioner dan para pembaca handai taulan yang saya banggakan, saya muliakan, dan saya cintai :p mengenai judul tulisan ini. Bukan saya bermaksud ingin memperkosa atau diperkosa atau ingin menggalakan kampanye perkosa massal atau diperkosa massal. :p

Saya terpikir mengenai judul ini dan merasa perlu mengelaborasi topik ini, walaupun memang agak nyeleneh dan super wow.

Memperhatikan sifat-sifat manusia dewasa ini apalagi dengan pola penyebaran informasi yang sangat cepat, kadang-kadang melebihi kecepatan suara kalbu, tidak mengherankan jika saat ini menjadi pribadi yang serba tahu bukanlah mengherankan. Jika tidak tahu, kan langsung klik www.google.com and argued over wikipedia. right?. Karena itulah sekalipun sobat-sobat sudah tahu mengenai cara-cara memperkosa, bagaimana rasanya diperkosa dan hal-hal yang terkait dengan itu. Anggap sajalah belum tahu, dengan demikian sobat-sobat kemudian sudi untuk diperkosa eh maksud saya sudi untuk membaca tulisan ini sampai selesai . :p

Diperkosa adalah sebuah kata pasif yang bisa bermakna negatif. Sesuatu yang tidak diinginkan oleh si objek terhadap perlakuan si subjek. Memang kata perkosa sangat sering dikonotasikan dan dikaitkan dengan kekerasan seksual. Namun kata berimbuhan diperkosa disini memiliki makna yang lebih luas. Kata perkosa disini adalah Diperkosa secara global. Hahahaha.

Berikut definisi Perkosa dan Memerkosa menurut KBBI Online.

perkosa, memerkosa /per·ko·sa, me·mer·ko·sa/ v 1 menundukkan dng kekerasan; memaksa dng kekerasan; menggagahi; merogol: ~ negeri orang; laki-laki bejat itu telah ~ gadis di bawah umur; 2 melanggar (menyerang dsb) dng kekerasan: tindakan itu dianggapnya ~ hukum yg berlaku; negara itu dicap sbg negara yg ~ hak asasi manusia;

Jika kita perhatikan dengan seksama dan tempo yang sesingkat-singkatnya kita mengetahui bahwa diperkosa bukanlah pengalaman yang menyenangkan dan menggairahkan, bahkan sebenarnya adalah menyedihkan.

Karena itulah judul besar tulisan ini dirasa semakin tajam setajam silet dan lengkap selengkap-lengkapnya dengan menambahkan kata "malah", malah berarti tindakan yang termanfestasi secara tidak wajar atau tidak seharusnya. Artinya jika diperkosa bukannya keenakan, seharusnya minta tambah, eh maksud saya melawan.

Sejak bergabung di kompasiana, tulisan saya banyak sekali tentang politik dan politik. Sebenarnya jika kita teliti dengan hati lapang dada, saya pun diperkosa oleh keadaan dan merasa keenakan untuk terus-terus meneruskan untuk terus menulis tentang politik :p . Padahal banyak topik yang lebih menggairahkan, contohnya wanita, perempuan, dan female.Tapi ya sudahlah yang namanya diperkosa menjadi keenakan memang sulit dilawan baik secara jasmani maupun secara rohani.

Jika kita perhatikan di luar kompasiana ini banyak juga orang yang diperkosa keadaan dan menjadi keenakan, tertekan secara moral malah menolak untuk merubah moralnya lihat saja kelakuan para sengkuni dan para pesohor negeri ini, sebenarnya mereka sudah tahu salah. Manusia itu di bawah alam sadarnya mengenal mana yang salah dan mana yang benar setelah masa perbuatannya melewati 1 X 24 jam. Namun karena keenakan diperkosa oleh takabur, ego yang tinggi, dan harga diri yang buta, ya memilih diperkosa secara ekslusif terus menerus.

Diperkosa malah keenakan sudah mewabah di seluruh negeri, dijajah adalah kata lain dari diperkosa. Mereka layaknya twin yang tidak terpisahkan. Negeri kita dijajah dengan opini sosial dan cultural yang membabi buta. Kita butuh pengajar-pengajar yang membumi sehingga semua tindakan pemerkosaan bukan menjadi sesuatu yang menyenangkan, diagungkan malah disukai melainkan dibasmi hingga mampus semampus-mampusnya.

Manusia dengan itikad baik, kerja keras dan usaha yang termanifestasi dalam hasil seharusnya menjadi panutan bukan hujatan.

Manusia dengan perlakukan yang tidak baik, melakukan kesalahan, dan tidak berkontribusi seharusnya dibimbing, jika tidak bisa dibimbing ya direhabilitasi. Rehabilitasi mengurangi mandat dari orang yang direhabilitasi. Dibimbing bisa saja bermakna saling, namun rehabilitasi sudah bermakna menundukkan.

Perhatikanlah bahwa kita diperkosa di banyak sisi dan jauh di dalam lubuk hati kita yang terdalam, tidak ada yang mengakui tindakan pemerkosaan adalah sebuah tindakan terpuji dan karena itu pulalah kita menolak diperkosa baik dari dalam maupun dari luar.

Semoga setelah membaca tulisan ini para sobat kompasianer yang sebelumnya suka diperkosa dan keenakan kembali ke jalannya yang benar dan penuh berkat . Peace.. ^_^....

Salam Kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun