Mohon tunggu...
Parada White
Parada White Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tetapi hati nurani kita selalu mengingatkan langkah kita yang kadang salah melangkah. Dengarkanlah !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Citra dengan Menjadi Budak

21 November 2014   11:38 Diperbarui: 21 Juli 2015   01:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membangun citra dengan menjadi budak adalah sebuah pilihan lumrah yang diambil kebanyakan orang kala pilihan yang sulit yang berintegritas tidak lagi didapatkan dengan mudah. Pilihan-pilihan sulit yang terlihat menjebak dan membutuhkan usaha yang berat membuat seseorang lebih memilih cara-cara yang umum dan tidak istimewa yakni menjadi biasa dan tidak bermakna. Apakah lebih mudah menjadi luar biasa atau menjadi seorang hipokrit? Menjadi luar biasa adalah pilihan di mana seseorang harus tampil maksimal, dan memberikan daya dorong yang lebih untuk menjadi berbeda dibandingkan orang lain. Sedangkan menjadi seorang hipokrit adalah pilihan yang diambil ketika tindakan-tindakan yang dibicarakan dari ungkapan-ungkapan yang luar biasa tidak dilaksanakan. Sebuah kisah, ketika adalah sekelompok orang pada zaman awal setelah masehi, kelompok tersebut  berdoa secara panjang lebar sehingga terlihat tekun dan menjadi tampak luar biasa di hadapan publik, namun tindakan sehari-harinya tidak mencerminkan implikasi dari seseorang yang selayaknya menjadi seorang yang hebat karena dia adalah seorang yang dianggap pandai berkomunikasi dengan Tuhannya.

Tindakan itu adalah pilihan untuk menjadi seorang hipokrit. Budak tidak memiliki kebebasan, dalam berpendapat dan dalam melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhannya. Ada orang yang benar-benar bebas dan menyadarinya, adapula orang yang bebas namun tidak sepenuhnya, ada orang yang menganggap dirinya bebas namun ada pun marwah yang dijalankannya adalah seorang budak. Seorang budak tidak menjalankan apa yang benar sesuai dengan hati nuraninya, namun melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan persepsi orang banyak atau komunitas atau kepentingan pribadi di atas kepentingan kebenaran. Konteks menjadi budak tidak harus konkret layaknya perbudakan kulit hitam di masa perang, perbudakan secara terselubung terjadi secara menglobal dan disadari oleh banyak insan.

Manusia pada era ini banyak diperbudak lebih karena ketidakperdulian, menyuarakan sesuatu tentu membutuhkan usaha dan usaha-usaha tersebut cenderung mendatangkan hujatan. Karena itulah banyak orang yang lebih memilih untuk diam dengan tidak mengambil tindakan setelah melihat kesalahan. Suatu jajak baru ketika era informasi begitu mendarah daging di setiap nadi manusia. Ketika seseorang yang terbangun dari tempat tidurnya di pagi hari dan mengetahui kabar di benua lainnya. Ketika semua orang merasa mengetahui semua informasi.

Partikel ganda yang menggabungkan kenyataan dan khayalan. Daya imajinasi yang tumbuh melampaui keinginan yang berubah menjadi kebodohan. Orang kebanyakan tidak lagi mencerna informasi terlalu baik, terlalu banyak informasi, sehingga merasa lumrah dan sering melewatkan detail yang penting. Sama seperti menjalankan praktik siklus manusia. Seseorang yang mendapatkan sesuatu dan mencoba sesuatu hal akan beda rasanya ketika mencoba untuk kedua kalinya dan berulang-ulang. Sama halnya dengan era informasi awalnya luar biasa mengetahui begitu banyak informasi hingga kemudian semua hal tampak tidak penting. Era dimana kebanyakan manusia membangun citranya dengan menjadi budak. Ini bukanlah era keemasan, namun ini adalah era hancurnya budaya sopan santun ke era robot yang kaku dan lebih mengandalkan logika daripada keindahan kealamian sesuatu hal. Earth.are u crying or laughing?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun