Mohon tunggu...
Claresta V
Claresta V Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cheng Cheng Po Di Masa Sekarang?

17 Desember 2016   23:06 Diperbarui: 17 Desember 2016   23:28 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Cheng Cheng Po. Apakah kalian pernah mendengar kalimat tersebut? Jika tidak, baik aku akan menceritakan apakah itu Cheng Cheng Po.

Cheng Cheng Po adalah sebuah film pendek dari Negara kita Indonesia yang menerima award. Film ini di sutradarai oleh BW Purbanegara, film ini dirilis tahun 2007 dan hanya berdurasi selama 18 menit. Walaupun film nya berdurasi pendek namun satu tahun kemudian setelah tahun rilisnya, yaitu tahun 2008 film ini mendapatkan piala citra untuk kategori film pendek terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) loh guys. Meskipun film ini sudah lama, tapi film ini mempunya hubungannya atau bisa dikaitkan dengan masa sekarang loh.

Film ini adalah film bergenre Fiksi anak, jika kalian ingin menonton filmnya, kalian bisa cari di Youtube. Film ini menceritakan persahabatan 4 orang anak yang berbeda ras,suku,etnis dan sosialita namun mereka persahabatan mereka tulus. Hingga tiba suatu hari salah satu dari mereka, Han namanya dipanggil oleh sang bapak guru. Han adalah seorang anak laki-laki yang beretnis Tionghua, sedangkan temannya Markus adalah anak Papua yang memiliki bapak berprofesi sebagai tukang reparasi motor, Tyara adalah anak Jawa perkotaan yang cukup berada dan yang terakhir Tohir yang bukan juga dari orang berada. Masalah yang menyebabkan Han dipanggil oleh bapak guru karena ia belum membayar uang SPP, hal itu dikarenakan usaha bakpao milik orang tuanya sedang sepi namun jika belum membayar uang SPP juga maka Han tidak boleh mengikuti ujian. Akhirnya Tohir,Tyara dan Markus berniat membantu Han. Ketika mereka bertiga mencoba meminta uang untuk membantu Han dari orang tuanya, Tyara tidak dikasih oleh bapaknya bahkan bapaknya melarang Tyara untuk berteman lagi dengan Han karena ia beretnis Tionghua, sedangkan Tohir dan Markus bukan berasal dari keluarga yang berada. Akhirnya mereka mencari cara untuk membantu Han dengan cara mereka sendiri dan tidak meminta uang dari orang tua mereka sepeserpun, bagaimana caranya mereka membantu Han? Kalian bisa saksikan sendiri di youtube dengan mencari kata kunci “Cheng Cheng Po” hehehe

Menurut saya, film ini film yang sangat bagus tidak heran jika film ini mendapatkan piala citra, walaupun filmnya masih low quality disbanding produksi film saat ini, tapi makna dan tujuan film ini tidak kalah bagusnya loh guys dengan film sekarang. Semua penunjang film ini, baik backsound sampai ke cara pengambilan gambarnya pun tertata dengan rapi. Bagi kalian yang mungkin lebih terbiasa menonton dengan teks Inggris atau jika kalian ingin menyombongkan film pendek yang menerima piala citra ini ke bukan orang Indonesia, jangan takut! Di film ini juga menyediakan subtitle Inggris loh.

Di awal saya sempat menyinggung bahwa film itu memiliki relasi dengan masa sekarang, lalu apakah relasinya itu? menurut saya pribadi, film ini bisa dijadikan acuan bagi kita dimasa sekarang, kenapa? Di masa kita sekarang ini tidak jarang kita mendengar pertengkaran antar suku, antar etnis maupun antar kelas sosial. Dari film ini kita bisa belajar, walaupun mereka berbeda latar belakang, berbeda etnis, berbeda kelas social namun disaat mereka ditempatkan di tempat yang sama, mereka menjalin hubungan itu tidak memandang apa latar belakangnya mereka tetap bersahabatan bahkan mereka saling menopang satu sama lain. Sama halnya dengan kita saat ini, mungkin di Indonesia sempat kita mendengar akan adanya perpecahan jika (…..) satu dua alasan, namun saya hanya mau mengingatkan kembali melalui film ini. Bahwa kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, kita bangsa yang kuat jika kita bersatu. Persatuan Indonesia seperti yang tertulis di dalam Pancasila sila ketiga harus mengalir di darah kita dan ikut berdetak di dalam jantung kita. Jangan sampai bangsa Indonesia yang kaya dan kuat ini terpecah karena satu dua faktor baik dari dalam maupun dari luar Indonesia.

Melalui tulisan ini saya tidak sedang menyinggung pihak manapun. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Indonesia adalah milik kita, semua sudah tersedia di Indonesia, Indonesia hanya membutuhkan masyarakatnya yang bersatu dan menjadikan Indonesia bangsa yang akan dipandang oleh bangsa lain. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat dan berkenan bagi yang membaca. Jayalah Indonesiaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun